Liputan6.com, Jakarta Menyikat gigi dengan benar dapat melenyapkan sisa makanan yang terselip di gigi. Sebab, apabila tidak segera dibersihkan, sisa makanan tersebut akan berubah menjadi asam, yang pada akhirnya dapat merusak jaringan gigi sehingga muncullah masalah karies gigi.
Berangkat dari ini, awal tujuan dari penggunaan pasta gigi adalah memutus rantai pembentukkan asam.
Baca Juga
Cara pasta gigi memutus rantai pembentukan asam oleh bakteri penyebab karies bisa lewat beberapa cara, yaitu membuat keadaannya basa (lawan dari asam) dan menurunkan kemampuan bakteri berkembang biak.
Advertisement
Dengan kata lain, pasta gigi harus memiliki zat aktif yang dapat menurunkan terjadinya karies gigi. Fluoride dipakai luas pada pasta gigi karena sifatnya yang basa dan dianggap melengkapi struktur dari gigi, yaitu bagian email.
Biasanya, pasta gigi memiliki dua bahan utama, yaitu fluoride dan partikel abrasif yang bertujuan untuk memoles gigi dan mengeluarkan partikel makanan yang ada di permukaan gigi. Jumlah abrasif dalam pasta gigi harus dalam batas tertentu agar email gigi tidak mengalami erosi atau terkikis.
Fluoride dan bahan abrasif ini kemudian diikat dengan pengental, pemanis, penstabil, dan rasa. Inilah yang menyebabkan banyaknya varian pasta gigi, tapi pada dasarnya sama khasiatnya, dalam arti tidak ada perbedaan signifikan dalam penggunaan dan kemampuannya melawan bakteri di dalam mulut. Dengan kandungan zat aktif yang sama, varian pasta gigi hanya mengikuti selera pasar dan memberikan pilihan bagi konsumen.
Varian Pasta Gigi di Pasaran
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan penelitian pun makin memberikan keuntungan pada perawatan gigi dan mulut. Tidak semua pasta gigi menggunakan zat aktif fluoride, tapi semakin lengkap dalam memahami kebutuhan konsumen. Maka, selain fluoride, ini adalah varian pasta gigi yang hadir di pasaran:
1. Pasta gigi whitening
Dengan partikel abrasif dan warna kamuflase, pasta gigi ini bertujuan untuk menghapus noda pada gigi secara efektif dan menyamarkan warna gigi menjadi lebih terlihat cerah. Namun, perlu diingat bahwa label “whitening” bukan berarti gigi menjadi lebih putih, tapi lebih untuk mengembalikan gigi ke warnanya semula.
2. Pasta gigi untuk anak-anak
Karena anak-anak punya kecenderungan untuk menelan pasta gigi, maka orang tua dianjurkan untuk tidak memberikan anak pasta gigi yang mengandung fluoride kepada bayi dan balita hingga usia 18 bulan. Setelahnya bisa dilanjutkan dengan menggunakan pasta gigi rendah fluoride hingga usia 6 tahun.
3. Pasta gigi untuk gigi sensitif
Biasanya, pasta gigi jenis ini memiliki mineral khusus atau zat khusus yang dirancang untuk memblokir tubulus dentin dan meminimalkan sensitivitas saat menyikat gigi. Tubulus dentin adalah pori-pori pada lapisan dentin (tulang gigi).
Gigi sensitif adalah keadaan gigi yang mengalami keluhan—biasanya dipicu oleh makanan dan minuman yang panas, dingin, manis, atau asam—dengan anatomi normal dan tidak memiliki masalah.
4. Pasta gigi untuk perlindungan gusi
Pasta gigi dengan bahan zinc nitrat bisa membantu menjaga kesehatan gusi dengan cara menekan pertumbuhan bakteri. Zinc juga berperan sebagai immunomodulator (substansi yang digunakan yang memengaruhi sistem imun) pada gusi sehingga regenerasi sel lebih cepat terjadi.
Oleh karena itu, walaupun ada banyak sekali varian dari pasta gigi yang tersedia di pasaran, jangan bingung dalam memilih mana pasta gigi yang tepat untuk Anda.
Dengan melakukan kontrol ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, Anda dapat memastikan apa yang dibutuhkan gigi dan mulut Anda.
Selain memilih pasta gigi yang tepat, pastikan juga untuk menggosok gigi secara menyeluruh dengan baik dan benar.
Penulis : drg. Diego Dimas M.M / Klik Dokter
Advertisement