Liputan6.com, Jakarta Menurut beberapa penelitian, Instagram menjadi situs media sosial terburuk setelah YouTube dan Twitter. Salah satu dampak negatif dari penggunaan ini adalah kecemasan.
Apabila merasakan cemas saat membuka Instagram, ini merupakan pertanda Anda mengalami Instagramxiety atau kecemasan Instagram.
Baca Juga
Melansir New York Post pada Selasa (15/5/2018), kecemasan ini ada dan membuat orang merasa stres, cemburu, penuh kebencian pada diri sendiri, dan menurunnya suasana hati.
Advertisement
Berbagai foto blogger, olahraga, influencer perjalanan, hingga teman, keluarga, dan rekan kerja menimbulkan perasaan rendahnya harga diri.
Bahkan, dibutuhkan cukup satu gambar saja hingga membuat turunnya suasana hati.
"Kelihatannya tidak mungkin dengan mengunggah gambar makan malam, koktail, atau anak-anak bisa membuat Anda merasa sedih. Tapi saya serius, Instagram memengaruhi suasana hati saya setiap hari," tulis Jenny Stallard untuk the Telegraph.
"Hanya satu gambar, satu unggahan, bisa membuat wajah saya tidak tersenyum dan mengerutkan dahi," dia menambahkan.
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Berhenti Ikuti Akun yang Membuat Harga Diri Rendah
Agar kecemasan ini tidak terjadi, cobalah untuk berhenti mengikuti orang-orang yang unggahannya membuat Anda gelisah. Cobalah ikuti lebih banyak akun yang menimbulkan tawa.
Atau malah, jauhi media sosial jika hari Anda sudah begitu buruk.
"Ini bukan berarti Anda harus berhenti melihat aplikasi tersebut. Namun, menjadi lebih selektif dalam melihat unggahan apa. Saya merasakan hal ini sejak berhenti mengikuti beberapa akun yang membuat saya merasa negatif (yang sering kali bukan kesalahan mereka sendiri)," Jenny menambahkan.
Juru bicara Yayasan Kesehatan Mental Britania Raya, Cal Strode, mengatakan, "Terlalu banyak membandingkan diri dengan orang lain dapat menimbulkan kecemasan dan bukan hal baru."
"Sebelumnya, kita hanya bisa melihat beberapa orang setiap saat. Hari ini, pengguna Instagram rata-rata bisa melihat kehidupan ratusan orang lain," tutur Strode.
Strode menambahkan, padahal penerimaan dan menghargai diri sendiri penting untuk kesehatan mental yang baik.
Advertisement