Sukses

Saat Bayi Kuning, Harus Bagaimana?

Jangan sampai terlambat ke pusat layanan kesehatan terdekat bila bayi kuning.

Liputan6.com, Jakarta Aneka masalah terkait anak apalagi yang baru lahir membuat ibu kerap panik. Termasuk ketika terjadi kelebihan bilirubin (unsur kuning) pada darahnya yang membuatnya jadi bayi kuning. Simak pengalaman Mommy Chriesty Anggraeni kala menghadapi bayi kuning, seperti telah dimuat pada Babyologist.

Setelah bayi saya lahir, saya harus berhadapan dengan bilirubin atau yang sering dikenal dengan sakit kuning. 

Bilirubin merupakan pigmen kuning dalam darah dan tinja. Bilirubin dibuat oleh tubuh ketika sel darah merah mulai hancur secara alami. Setelah bilirubin mengelilingi tubuh, maka akan masuk ke organ hati, empedu, usus halus, hingga dikeluarkan saat buang air besar.

Kadar bilirubin yang tinggi seringkali dikaitkan kondisi bayi kuning. Jika bilirubin tidak diproses sebagaimana mestinya oleh hati, misalnya ada kerusakan atau gangguan hati, maka dapat menyebabkan peningkatan kadar bilirubin di dalam darah. Ketika hal ini terjadi, maka kulit dan bagian putih pada mata bayi berwarna kuning atau terjadi jaundice.

 Jaundice atau kuning pada bayi baru lahir terjadi ketika pembentukan bilirubin lebih cepat dibandingkan kemampuan hati memecah dan mengeluarkan dari tubuh.

Ketika lahir dan diperiksa, anak saya ternyata memiliki golongan darah O, dan saya terkejut karena saya dan ayahnya memiliki golongan darah A. Dari penjelasan dokter yang saya tangkap sebenarnya golongan darah A itu biasanya ditulis dengan A dan 0 kecil. Nah yang kuatnya dari kami yang 0 nya itu sampai mengalirlah dalam darah anak. (Maaf jika penjelasan ilmiah ini kurang tepat)

Terkait dengan kadar bilirubin anak saya dinyatakan dalam tahap lampu kuning. Saat itu 10 mg/dl, namun diperbolehkan pulang ke rumah karena masih di bawah batas maksimal 12 mg/dl. Dengan catatan jika dalam beberapa hari tampak kuning harus segera di bawa kembali ke rumah sakit.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

Kondisi memburuk

Keesokan harinya, tidak membaik malah semakin menguning. Kulit dan mata tampak kuning, sering tidur, dan susah menyusu. Padahal jika kurang menyusu, maka kondisi jaundice akan lebih sulit diatasi. Ketika diperiksa di RS, kadar bilirubinnya meningkat jadi 15,3 mg/dl sehingga malam itu juga anak saya harus menjalani terapi sinar atau fototerapi. 

Melalui  fototerapi, diharapkan akan membantu mengubah molekul bilirubin sehingga dapat dikeluarkan melalui urine dan tinja. Selama proses tersebut, anak saya hanya diperbolehkan menggunakan popok dan pelindung mata.

Diangkat hanya ketika mandi sore, dan moment itu yang saya gunakan untuk menyusui secara langsung. Untungnya hanya perlu waktu 1 x 24 jam dan anak saya diperbolehkan pulang.  

Moms, jika Anda mengalami situasi seperti saya, sebaiknya segera membawa ke RS untuk ditindaklanjuti. Walaupun banyak saran untuk tidak panik dan juga membuat terapi sinar sendiri dengan lampu bohlam dan juga menjemur di sinar matahari, alangkah baiknya jika Anda mendapat kepastian dari pihak ahli medis. 

Menjadi ibu baru berarti kembali mempelajari hal baru, tentang segala sesuatunya demi kebaikan putra putri kita. Semoga tulisan ini bermanfaat.