Liputan6.com, Jakarta Salah satu penyebab penyakit kanker kulit yang membuat menantu politikus Hatta Rajasa, Adara Taista meninggal dunia adalah tahi lalat.
Beberapa jenis tahi lalat diketahui bisa menjadi pertanda dari kanker melanoma. Sehingga, penting bagi Anda untuk mengetahui setiap tahi lalat yang ada di kulit serta perkembangannya.
Baca Juga
Mengutip dari laman Skin Cancer Foundation pada Selasa (22/5/2018) dokter telah mengembangkan strategi untuk mengenal secara dini penyakit ini. Salah satunya adalah dengan cara ABCDE.
Advertisement
1. Asimetri
Tahi lalat yang tidak berbahaya tidaklah asimetri. Jika Anda menggambar garis di tengahnya, kedua sisinya akan sama dan simetris.
Namun, jika asimetris, bisa jadi itu pertanda pertama untuk risiko terkena kanker melanoma.
2. Border - batasan
Tahi lalat yang jinak memiliki garis batas yang jelas. Sementara, tahi lalat yang berbahaya memiliki garis batas berantakan dan tidak rata.
3. Color - warna
Kebanyakan tahi lalat berwarna cokelat gelap. Warna lain bisa menjadi pertanda melanoma. Seperti merah, putih, atau biru.
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Diameter besar dan berkembang
4. Diameter
Tahi lalat yang tidak berbahaya memiliki diameter yang lebih kecil daripada yang tidak.
Tahi lalat dengan melanoma berdiameter lebih besar dari seperempat inci atau 6 milimeter. Namun, bisa saja lebih kecil ketika pertama kali terdeteksi.
5. Evolving - berkembang
Tahi lalat yang tidak berbahaya akan terlihat sama dari waktu ke waktu. Mulailah waspada ketika hal itu mulai berkembang dengan bentuk seperti apapum.
Temui dokter apabila ini terjadi. Perubaha seperti ukuran, bentuk, warna, elevasi, ataupu ciri lain seperti pendarahan atau gatal bisa menunjukkan bahaya.
Advertisement