Liputan6.com, Jakarta Toksin (zat racun berbahaya) yang ada di dalam tubuh bakal menyusut saat puasa. Proses detoksifikasi atau kerap disebut pengeluaran zat racun tubuh membantu meningkatkan kesehatan tubuh.
Advertisement
Baca Juga
Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Ari Fahrial Syam, mengatakan, detoksifikasi ini terkait dengan upaya tubuh menghancurkan sel-sel rusak.
Tidak adanya asupan makanan selama puasa Ramadan dalam jangka waktu 13-14 jam tetap membuat tubuh harus menyediakan makanan bagi sel-selnya.
"Makanannya itu dari sel-sel yang rusak. Sel-sel tubuh yang rusak dikonsumsi tubuh. Yang terjadi, antiracun meningkat, toksin menurun," kata Ari saat ditemui dalam acara "Kalbe Edukasi Kesehatan, Manfaat Lain di Balik Puasa" di Lotte Shopping Avenue, Jakarta, ditulis Kamis (31/5/2018).
Simak video menarik berikut ini:
Organ Tubuh Memperbaiki Dirinya Sendiri
Namun, kata Ari, puasa tak hanya menurunkan zat racun berbahaya dalam tubuh. Organ tubuh ikut beristirahat.
"Artinya puasa memberikan kesempatan organ tubuh untuk memperbaiki dirinya sendiri. Contohnya, pankreas yang menghasilkan enzim pencernaan akan istirahat selama puasa. Jadi, pankreas sedang memperbaiki diri sendiri," Ari melanjutkan.
Pankreas yang beristirahat juga mencegah seseorang terkena kencing manis. Hormon insulin yang mengatur kadar glukosa dalam darah dihasilkan pankreas.
Jika hormon insulin terganggu, maka orang didera kencing manis. Ketika pankreas beristirahat, hormon insulin dapat terjaga dengan baik.
Advertisement