Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar ulama percaya, wanita hamil dan ibu menyusui memiliki hak untuk berpuasa. Hanya saja, jika mereka ingin tetap berpuasa, sebaiknya ibu mencermati kondisi bayi.
Seperti dilansir Babycenter, Kamis (31/5/2018) kebutuhan ASI bayi berusia di bawah enam bulan berbeda dengan anak yang telah mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Baca Juga
Meski jumlah ASI tidak akan berpengaruh pada saat ibu berpuasa, namun nilai gizinya bisa berubah. Jadi ketika ibu menyusui mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti:
Advertisement
- merasa sangat haus
- warna kencing gelap
- merasa pusing, lelah, lemah
- mulut, bibir dan mata kering, sebaiknya tidak memaksakan diri.
Saksikan juga video menarik berikut:
Tips puasa untuk ibu menyusui
Satu penelitian menunjukkan bahwa kadar beberapa nutrisi dalam ASI (zinc, magnesium dan potassium) menurun jika ibu menyusui berpuasa selama Ramadan. Jadi cobalah mengonsumsi makanan sehat saat sahur ataupun berbuka puasa.
Seperti halnya wanita yang hamil, kebutuhan nutrisi ibu menyusui sebesar 2500 kilo kalori per hari. Nutrisi ini terdiri dari setengah karbohidrat, 30 persen protein hewani dan nabati, dan 20 persennya lemak seperti kacang-kacangan. Itu pun belum cukup. Ibu hamil dan menyusui juga harus mengonsumsi berbagai vitamin. Seperti asam folat, kalsium dan zat besi.
Para ahli terutama merekomendasikan ibu menyusui untuk tetap mengonsumsi suplemen harian yang mengandung 10 mikrogram (mcg) vitamin D. Anda dapat mengonsumsinya pada saat sahur.
Selebihnya, saat sahur, ibu hamil dan menyusui sebaiknya minum air putih tiga sampai empat gelas (setara 200-250 ml) pada saat bangun tidur, setelah makan dan sebelum imsak.
Kebutuhan air minum bagi ibu hamil dan menyusui adalah tiga liter per hari. Hal ini untuk mengurangi risiko dehidrasi.
Advertisement