Liputan6.com, Jakarta Terkadang, setelah seseorang lulus dari sekolah tidak tahu bagaimana caranya mencari kerja. Selain itu, selama bersekolah, anak-anak juga tidak diajari bagaimana caranya belajar.
Motivator Tung Desem Waringin mengatakan, lamanya sekolah yang menghabiskan waktu hingga 15 sampai 20 tahun kadang tidak diiringi dengan cara untuk belajar.
Baca Juga
"Semisal anak kita yang tidak tahu cara berenang, kemudian kita minta untuk berenang di laut dalam. Nah, dua puluh empat jam kemudian dia baru tahu caranya ngambang, ya terlambat," kata Tung Desem Waringin di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur pada Kamis (7/6/2018).
Advertisement
"Setelah lulus diminta bekerja namun tidak diajari caranya mencari pekerjaan yang kemungkinan 98 persen berhasil. Diminta untuk usaha atau wirausaha namun tidak pernah diajari cara memulai usaha," tambahnya.
Inilah yang mengharuskan sejak bangku sekolah, anak juga harus diajari berbagai ilmu, salah satunya mengenai kecerdasan keuangan.
"Bekerja atau wirausaha boleh saja dengan tujuan. Bekerja sosial, mengembangkan bakat, atau mengejar misi yang mulia. Namun bila tanpa uang sama sekali, ya akan berat. Hidupnya berdasarkan belas kasihan orang lain, kasihan anak-anaknya."
"Bila kita mau membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kaya, kecerdasan keuangan harus masuk dalam kurikulum sekolah," ujar motivator yang akan menerbitkan buku Financial Revolution itu.Â
Tidak hanya kecerdasan keuangan, banyak ilmu-ilmu yang penting namun tak pernah diajarkan di sekolah. Seperti ilmu berpikir kreatif, ilmu bergaul, team work, pengambilan keputusan, membuat kebiasaan baik dan membuang kebiasaan buruk, mengelola emosi, hingga memiliki kebahagiaan sejati.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:Â
Hujan uang
Dalam pre-launching buku terbarunya Life Revolution, Tung Desem Waringin melakukan hujan uang di Sekolah Menengah Pertama Angkasa, Jakarta Timur.
Hal itu dia lakukan sebagai bentuk edukasi anak-anak agar tidak segera menghabiskan uang. Adapun, sebagian uang yang diterima anak-anak juga disisihkan untuk amal.
"Seringkali orang bilang ketika ada orang membagi-bagi uang secara gratis dibilang tidak mendidik," kata Tung ditemui oleh awak media.
"Sebetulnya kalau bisa mendidik tentu saja lebih baik daripada memberikan uang secara gratis. Namun kalau tidak bisa mendidik yang bolehlah memberi uang secara gratis," tambahnya.
"Daripada tidak mendidik dan juga tidak memberi uang, namun bisanya cuma mengkritik dan komentar doang kan lebih parah. Tentu saja yang terbaik hujan ilmu sekalian hujan uang," tutupnya.
Advertisement