Sukses

Kim Jong-un dan Donald Trump Seharusnya Mencontoh Gaya Diplomasi Gus Dur

Mantan guru Kim Jong-un menyarankan mantan muridnya itu berdiplomasi lewat humor. Hal semacam ini pernah dilakukan Presiden Gus Dur

Liputan6.com, Jakarta Pertemuan yang berlangsung antara Kim Jong-un dan Donald Trump berjalan dengan lancar dan tanpa adanya permasalahan apapun. Bahkan, mantan guru pemimpin tertinggi Korea Utara tersebut mengatakan, salah satu cara menarik perhatiannya adalah dengan humor.

"Cobalah untuk menemukan rasa humor," ujar Michael Riesen, guru olahraga, matematika, dan bahasa Jerman Kim Jong-un ketika dirinya berusia 14 tahun dan bersekolah di Swiss pada 1998 dikutip dari New York Post, Selasa (12/6/2018).

Namun, tahukah Anda bahwa cara berdiplomasi lewat humor semacam ini sesungguhnya telah dilakukan oleh salah satu presiden Indonesia di masa lalu. Dia adalah presiden keempat RI, Abdurahman Wahid alias Gus Dur.

Mengutip Merdeka.com, salah satu guyonannya adalah ketika dirinya berkunjung ke Kuba dan bertemu Fidel Castro. Gus Dur melontarkan sebuah humor ketika keduanya terlibat dalam pembicaraan yang terlalu serius dan membosankan.

Gus Dur bercerita pada pimpinan Kuba tersebut bahwa ada tiga orang tahanan yang berada dalam satu sel. Para tahanan tersebut saling memberitahu bagaimana mereka bisa ditahan di tempat itu.

Tahanan pertama mengatakan: "Saya dipenjara karena saya anti dengan Che Guevara." Seperti diketahui Che Guevara memimpin perjuangan kaum sosialis di Kuba."

Kemudian tahanan kedua mengatakan: "Kalau saya dipenjara karena mengikuti Che Guevara."

Hal itu membuat keduanya terlibat konflik. Namun, ada tahanan ketiga yang belum ditanyakan. Keduanya pun bertanya pada si orang ketiga apa yang menyebabkannya ditahan di penjara itu.

Sang tahanan ketiga hanya menjawab: "Karena saya Che Guevara."

Simak juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Raja Arab Saudi

Selain Fidel Castro, pemimpin negara lain yang dibuat tertawa adalah Raja Arab Saudi.

Mengutip dari Dream, adik kandung Gus Dur, Lily Wahid menceritakan bahwa hanya Gus Dur yang mampu membuat Raja Fahd tertawa. Bahkan, kejadian itu diliput oleh media-media di Arab Saudi.

"Hanya Gus Dur yang bisa membuat Raja Fahd ketawa, Gus Dur telah membuat sejarah, selain berhasil membebaskan TKI yang dihukum pancung, Gus Dur juga bisa membuat raja Arab Saudi tertawa terbahak-bahak," kata Lily.

Salah satu humornya yang menggelitik Raja Arab saat itu adalah mengenai tulisan dalam bahasa Arab.

"Bapak mengatakan kepada Raja, yang mulia, rakyat Indonesia banyak pintar bahasa Arab. Tapi berbeda dengan bahasa Arab disini, tapi bahasa Arab kitab, bukan komunikasi sehari hari," kata Sinta Nuriyah Wahid mengutip Dream.

Ada perbedaan bahasa kitab yang digunakan para santri di pesantren dengan bahasa sehari-hari. Suatu hari, ketika jamaah haji Indonesia membaca tulisan mamnu'uddukhul pada sebuah ruangan. Tulisan itu berarti dilarang masuk.

Namun, sang jamaah menafsirkannya dengan berbeda. Mamnu'uddukhul menurut versi kitab fiqih berarti dilarang bersetubuh.

"Komentar orang Indonesia itu, orang Arab memang keterlaluan, masa melakukan hal seperti itu di tempat seperti ini. Jadi Raja Arab itu ketawa ngakak," ujar Sinta tertawa.