Liputan6.com, Jakarta Pada tahun 2015, kabar mengejutkan datang dari Annegret Raunigk yang hamil kembar empat. Saat itu, ia sudah berusia 65 tahun dan sedang memasuki usia kehamilan normal minggu ke-21.
Baca Juga
Advertisement
Selama hamil, wanita lanjut usia (lansia) itu merasa sehat. Ia akan menjadi wanita tertua yang melahirkan kembar empat. Dari kasus yang dialami Annegret, bagaimana penjelasan medis soal hamil pada usia lanjut?
Wanita lansia telah melewati masa menopause. Mereka tidak akan bisa hamil tanpa bantuan. Bantuan berupa adanya donor sel telur atau telur beku milik mereka sendiri. Donor sel telur dapat membuat lansia hamil, dilansir dari BBC, Rabu (13/6/2018).
Secara umum, kesuburan wanita menurun seiring usia. Penurunan kesuburan kian cepat setelah usia 35 tahun, meski bervariasi tiap individu.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Donor sel telur atau bayi tabung
Setiap wanita dilahirkan sel telur. Setelah pubertas, mereka mulai kehilangan sel telur, terutama saat alami menstruasi.
Pada usia sekitar 40 tahun, persediaan sel telur berkualitas baik juga akan berkurang. Walaupun lansia bisa hamil dengan donor telur, sebelum telur donor yang dibuahi dapat digunakan, dokter perlu memastikan rahim siap untuk menerima.
Dokter memberikan wanita terapi hormon estrogen untuk mengentalkan lapisan rahim sehingga embrio dapat tumbuh dan berkembang.
Setelah telur yang dibuahi ditransfer ke dalam rahim, wanita membutuhkan lebih banyak hormon estrogen untuk mendukung kehamilan.
Advertisement
Risiko berbahaya
Meski dapat hamil dengan donor sel telur maupun bayi tabung, lansia cenderung punya masalah yang lebih tinggi selama kehamilan. Studi tahun 2010 dari Israel menemukan, wanita di atas 45 tahun tiga kali lebih berisiko diabetes gestasional-- diabetes yang terjadi saat kehamilan dan biasanya hanya berlangsung hingga proses melahirkan.
Risiko tekanan darah tinggi selama kehamilan juga terjadi. Kelahiran prematur pun lebih tinggi terjadi dibandingkan wanita usia muda (di bawah 35 tahun). Untuk persalinan lebih mungkin membutuhkan operasi caesar, dilansir dari Live Science.
Ada juga kekhawatiran besar, yakni apakah jantung dan pembuluh darah mampu menghasilkan volume darah ekstra yang mengalir selama kehamilan. David Cohen, ahli kandungan di University of Chicago mengatakan, selama kehamilan, volume darah wanita berlipat ganda.
"Lansia berisiko kena tekanan darah tinggi lebih tinggi," jelas Cohen.
Namun, beberapa wanita lansia mampu hamil dan melahirkan dengan aman. Dalam studi tahun 2012, para peneliti menganalisis, lebih dari 100 wanita usia 50 dan lebih tua yang hamil dengan donor sel telur.
Mereka menjalani prosedur bayi tabung dan sukses melahirkan. Sebelum prosedur bayi tabung, wanita lansia harus melakukan pemeriksaan kesehatan ketat, termasuk USG jantung dan tes stres.