Liputan6.com, Jakarta Melihat tidak sedikit orang yang kalap, mengambil banyak lauk dan pauk tapi tidak dihabiskan dengan alasan kekenyangan, merupakan pemandangan yang lazim terlihat di hari Lebaran.
Mochammad Rizal, seorang pakar di bidang gizi olahraga dan kebugaran, yang juga bagian dari tim gizi olahraga untuk KONI Jawa Timur sejak Januari 2018 sampai sekarang, mengatakan, banyak hal yang menyebabkan orang jadi sulit mengontrol nafsu makannya saat Lebaran. Salah satunya, terlalu ketat melakukan diet.
"Tubuh membutuhkan asupan energi yang cukup, sehingga kekurangan energi yang terlalu ekstrem bisa membuat tubuh merespons dengan mengeluarkan perasaan kalap dan lapar mata," kata Rizal saat dihubungi Health Liputan6.com pada H-1 Lebaran.
Advertisement
Baca Juga
Â
Faktor Kalap Saat Lebaran
Faktor selanjutnya adalah membatasi jenis makanan tertentu secara berlebihan. Ini enggak boleh, itu dipantang, yang ini dilarang karena katanya bikin gendut, selama tiga sampai enam bulan. Padahal, jenis-jenis makanan yang seringkali ditakutkan seperti brownies, kue manis, maupun donat masih boleh dikonsumsi asal dalam jumlah moderat.
"Karena itu, kemungkinan kalap dan lapar mata juga semakin besar. Semakin lama menghindari, semakin besar pula rasa kalap dan lapar mata," ujar Rizal.
Adapun penyebab kalap dan lapar mata selanjutnya adalah kekurangan asupan zat gizi tertentu, seperti protein dan sejumlah mikronutrisi vitamin dan mineral.
Menurut Rizal, jika dihubungkan dengan keadaan setelah berpuasa selama 30 hari sebelumnya, hal ini bisa dikatakan wajar. Asal, tahu cara mengelola sehingga kalap dan lapar mata tidak terjadi secara berlebihan.
Advertisement