Liputan6.com, Jakarta Lebaran merupakan momen berkumpul bersama keluarga dan sahabat. Di samping itu, Lebaran juga tak bisa lepas dari aneka sajian lezat menggugah selera.
Walau begitu, beberapa orang harus berhati-hati mengonsumsi hidangan khas Lebaran. Beberapa makanan bisa memicu masalah kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
Baca Juga
Untuk mencegah timbulnya penyakit, tentu saja semua kalangan harus berhati-hati dalam menyantap makanan Lebaran.
Advertisement
"Kalau harus berhati-hati, semua orang harus berhati-hati. Anak harus hati-hati juga. Semua kelompok umur," ujar dr. Tirta Prawita MSc, Sp. GK dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia ketika dihubungi Health Liputan6.com ditulis Sabtu (16/6/2018).
Berikut ini kelompok orang yang harus waspada terhadap datangnya penyakit gara-gara mengonsumsi makanan Lebaran secara berlebihan.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
1. Orang dengan penyakit tertentu
Sebagian orang memang sudah memiliki masalah kesehatan yang sulit untuk disembuhkan. Karena itu, orang yang masuk golongan ini harus berhati-hati dalam mengonsumsi hidangan Lebaran.
"Kalau yang lebih rentan adalah orang yang memang sudah punya penyakit sebelumnya," kata Tirta.
Orang dengan diabetes melitus, hipertensi, masalah dengan lambung, kolesterol tinggi, berat badannya berlebih, merekalah orang pertama yang harus berhati-hati dalam mengonsumsi hidangan Lebaran.
Â
Advertisement
2. Lanjut usia
Orang-orang berusia lanjut harus memperhatikan makanan mereka di hari raya. Hal ini penting karena metabolisme tubuh melambat.Â
"Metabolismenya semakin lambat berarti makin banyak juga yang ditumpuk daripada dibakar. Kalau anak remaja dan yang lainnya relatif lebih aman karena metabolismenya masih tinggi," papar Tirta.
Â
3. Anak-anak
Sekalipun anak-anak memiliki metabolisme yang tinggi dan tidak akan terkena penyakit pasca Lebaran secara langsung, namun pola makan mereka di hari raya Lebaran juga harus diperhatikan. Terutama, bagi mereka yang orangtuanya bepergian untuk silaturahmi.
"Biasanya orangtua seharian silaturahmi, sudah capek banget ibunya, biasanya kualitas makanan sudah tidak bagus. Padahal mereka setiap harinya butuh makanan berkualitas untuk pertumbuhan," kata Tirta.
Advertisement