Liputan6.com, Jakarta Tidur dengan cahaya ternyata meningkatan risiko diabetes. Studi ini ditemukan di Northwestern University, Amerika Serikat.
Dalam penelitian ini, peneliti merekrut 20 relawan dewasa yang sehat dalam rentang usia 18Â - 40 tahun. Para relawan menghabiskan dua malam tiga hari mereka di laboratorium.
Baca Juga
Melansir Reader's Digest, Selasa (19/6/2018), di malam pertama, mereka tidur dalam kegelapan yang pekat. Malam kedua, setengah dari mereka tidur dalam kegelapan, sementara sisanya tidur dengan lampu terang.
Advertisement
Peneliti kemudian melihat tanda-tanda vital relawan, aktivitas gelombang otak, dan gerakan kaki serta mata. Mereka juga mengambil sampel darah per jam untuk mengukur melatonin, hormon vital yang membantu ritme sirkadian yang biasanya meningkat saat tidur.
Sementara, di pagi hari para peneliti melakukan tes toleransi glukosa pada relawan.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Resistensi Insulin
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sleep ini, tidur di bawah cahaya ditemukan mendorong resistensi insulin, salah satu faktor risiko diabetes.
"Temuan awal kami menunjukkan bahwa satu malam paparan cahaya selama tidur berdampak pada pengukuran resistensi insulin," ujar penulis utama Ivy Cheung Mason, PhD, seorang rekan di Northwestern's Feinberg School of Medicine dalam sebuah siaran pers.
Penelitian sebelumnya menghubungkan tidur yang buruk dengan risiko depresi yang lebih tinggi, kanker payudara, dan prostat.
Saat ini, penyakit metabolik seperti diabetes sepertinya sudah bisa ditambahkan dalam daftar.
"Gangguan tidur pengaruhi lebih dari 25 persen populasi umum dan hingga 50 persen pada orang dewasa yang lebih tua," ujar Mason.
Meskipun ini merupakan sebuah penelitian awal, hal tersebut mendukung gagasan bahwa Anda harus menghindari tidur di sofa, atau membiarkan televisi dan lampu menyala saat tidur.
Advertisement