Liputan6.com, Amerika Serikat Seorang penulis travel Lindsey Campbell (29) harus mengalami pembekuan darah. Gumpalan darah yang terbentuk pada betis menyebabkan rasa nyeri yang tak tertahankan. Bahkan membuat ia harus berjalan terpincang-pincang.
Baca Juga
Advertisement
Kejadian tersebut dialaminya setelah naik pesawat tujuan Islandia KeflavÃk International Airport (KEF) menuju New York City (JFK) pada Senin, 21 Mei 2018. Penerbangan pun selama enam jam.
Kondisi pembekuan darah yang dialami wanita asal Amerika Serikat ini bernama deep vein thrombosis atau DVT, yang mana kaki tidak bisa digerakkan selama berjam-jam.
Seperti dikutip dari Vitals Lifehacker, Kamis (21/6/2018), Lindsey membeberkan gejala pembekuan darah. Informasi tersebut ia peroleh dari dokter yang menanganinya.
Gejala berupa pembengkakan di kaki bagian bawah, kram atau nyeri di kaki bagian bawah, kemerahan atau memar, dan area yang bengkak terasa hangat bila disentuh.
Biasanya gejala ada gumpalan darah hanya terjadi pada satu kaki. Jika gumpalan darah terjadi pada dua kaki, maka gejala lebih parah di satu sisi kaki daripada kaki yang lain.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Ganggu pernapasan
Lindsey menambahkan, pada tahap yang lebih buruk, gumpalan darah beku dapat pecah dan bergerak ke paru-paru. Kondisi ini dapat mengganggu pernapasan.
Gejalanya meliputi sesak napas, nyeri pada pernapasan, yang biasanya digambarkan sebagai rasa nyeri yang menusuk, dan detak jantung yang cepat.
Gumpalan darah yang dialami Lindsey mungkin berasal dari penerbangan selama enam jam. Ia lebih banyak menghabiskan seluruh waktu di pesawat dengan tidur dengan kaki disilangkan.
Advertisement
Kurangi risiko
Orang-orang yang paling berisiko mengalami gumpalan darah, yakni perokok, minum pil KB, hamil, dan kegemukan. Obat bantu mencegah gumpalan darah, seperti obat pengencer darah.
Anda dapat mengurangi risiko dengan bergerak selama di pesawat, lanjut Lindsey. Misal, menggerakkan kaki atau pergi ke toilet pesawat.