Sukses

Sering Umbar Cerita Kehidupan Seksual, Normalkah?

Ada beberapa orang yang sering mengumbar kehidupan seksual secara blak-blakan. Entah lewat cerita langsung atau media sosial.

 

Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa orang yang sering mengumbar kehidupan seksual secara blak-blakan. Entah lewat cerita atau media sosial.

Orang tersebut kerap disebut bragging alias sekadar pamer tapi pada kenyataannya tidak memiliki kehidupan seksual yang baik. Benar seperti itu?

Psikolog dan sexpert Elizabeth Santosa mengatakan tidak semua orang yang membicarakan kehidupan seksnya dianggap sebagai bragging (pembual, sombong). Bisa saja memang dia memiliki kehidupan seks yang baik dan bercerita kepada orang lain dengan tujuan menginspirasi.

"Jadi ada dua perspektif ketika seseorang menceritakan soal kehidupan seks. Ada yang memang dianggap netral, ada yang memang dianggap bragging. Itu tergantung dari perspektif orang lain yang mendengarkan cerita itu," ujar psikolog yang akrab disapa Lizzy beberapa saat lalu.

Dalam ilmu sosial-psikologi, bragging kehidupan seks tidak termasuk dalam gangguan kejiwaan. Tidak termasuk juga dalam perilaku narsis karena hanya bragging dalam satu aspek hidup.

Bragging masuk dalam karakter seseorang yang ekstrover. Orang tersebut pada dasarnya memang suka bicara apa adanya.

"Namun, bragging merupakan suatu perilaku yang memang kurang disukai oleh lingkungan sosial karena dianggap sombong, tidak punya empati, merasa lebih baik. Apalagi di Indonesia kita lebih ke toleransi, sopan-satun, dan memikirkan orang lain," kata perempuan cantik ini.

"Jadi menceritakan kesuksesan atau yang hebat-hebat, tidak diterima, apalagi bragging soal sex life (kehidupan seksual)."

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

2 dari 2 halaman

Sosok pembual sejati

Seseorang bisa terindikasi sebagai pembual sejati ketika ada banyak yang dilebih-lebihkan dalam kehidupan percintaannya. Dikatakan Lizzy bahwa bragging macam ini sudah menjadi sebuah bentuk pertahanan diri karena ada sesuatu yang ditutupi dalam hidupnya.

Si Pembual merasa harus menutupi kekurangannya dengan cara memodifikasi informasi di media sosial. Padahal, sebagai orang di sekelilingnya, tidak terlalu peduli dengan aspek kekurangan yang ia miliki.

Untuk membedakan seorang pembual dan seorang yang bercerita dengan tulus, bisa kamu lihat dari caranya berkomunikasi dengan pendengarnya.

"Ketika dia bicara dan dia bersedia mendengarkan lawan bicaranya, nah itu ada komunikasi yang seimbang. Dan itu artinya apa yang dia bicarakan memang apa adanya," ujar Lizzy soal ciri orang yang memang jujur soal kehidupan seksnya.

"Tapi ketika dia menggunakan bahasa-bahasa hiperbola dan tidak imbang antara hal baik dengan hal buruk, nah itu bragging. Berikutnya, kalau orang lain sedang bercerita dan dia langsung nimpalin ngga mau kalah, itu udah pasti bragging karena tidak terjadi komunikasi yang sehat," tutur Miss Lizzy lagi.

 

 

 

Penulis: Zika Zakiya

Sumber: Vemale.com