Sukses

Menteri Termuda Malaysia, Syed Saddiq Abdul Rahman yang Berprestasi

Malaysia membuat gebrakan dengan melantik Syed Saddiq Abdul Rahman menjadi menteri termuda. Dia menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta Syed Saddiq Abdul Rahman menjadi menteri termuda di Malaysia. Dia baru saja dilantik oleh Raja Malaysia, Sultan Muhammad V, di Istana Kerajaan pada Senin, 2 Juli 2018.

Pemuda berumur 25 tahun itu diberi wewenang sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Dalam pemilihan umum ke-14, Syed Saddiq Abdul Rahman berhasil memeroleh 6.953 suara, mengungguli lawannya, Razali Ibrahim.

Dengan pelantikan tersebut, nama Syed Saddiq Abdul Rahman masuk ke dalam jajaran 'orang penting' termuda yang pernah dimiliki Malaysia.

Dikutip dari situs Channel News Asia pada Selasa, 3 Juli 2018, lulusan Fakultas Hukum Universitas Islam Internasional yang merupakan anak bungsu dari empat bersaudara ini dikenal luas di Malaysia sebagai sosok yang jago debat.

Terbukti, Syed Saddiq Abdul Rahman pernah memenangkan penghargaan sebagai Pembicara Terbaik Asia di Kejuaraan Debat Asia-Inggris (ABP) sebanyak tiga kali.

 

2 dari 3 halaman

Harapan Menteri Termuda di Malaysia

Dengan pelantikan tersebut, dia berharap dapat membuka lebih banyak jalan bagi kaum pemuda untuk berani bertindak yang sama di tahun-tahun berikutnya.

Menurutnya,"Kaum muda bukan hanya pemimpin untuk masa depan, tetapi juga hari ini."

 

3 dari 3 halaman

Hal-Hal yang Ingin Dilakukan Setelah Menjabat Sebagai Menteri Termuda

Adapun hal yang ingin dia lakukan sebagai Menpora adalah membawa perubahan sikap dan budaya di kalangan pemuda Malaysia. Syed Saddiq Abdul Rahman berjanji, memastikan bahwa pemuda akan terus menjadi fokus utama pada agenda pembangunan negaranya.

"Pemerintah saat ini adalah pemerintah yang inklusif dan selalu memprioritaskan prestasi dalam ide dan kontribusi tanpa memandang usia dan latar belakang," katanya.

Prestasi berikutnya, Syed Saddiq Abdul Rahman adalah sebagai Ketua Pemuda Partai Pribumi Bersatu Malaysia yang didirkan Perdana Menteri Mahathir Mohammad.

Karena jabatan tersebut, dia sampai menolak tawaran kedua dari Universitas Oxford untuk mengambil gelar master dalam kebijakan publik. Menurutnya, dia harus mereformasi dan melayani rakyat Malaysia.