Liputan6.com, Jakarta Istilah stunting--kekurangan gizi kronis--masih terdengar awam di kalangan masyarakat. Stunting khususnya terjadi pada anak di 1.000 hari pertama kehidupan.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menanggapi soal stunting. Persoalan stunting di Indonesia belum sepenuhnya teratasi.
Baca Juga
"Stunting itu kerdil fisik dan otak. Ya, pada umumnya anak yang stunting itu (bertubuh) kerdil. Memang begitu adanya, jangan menyembunyikan kenyataan," ujar Jusuf Kalla dalam sambutannya di acara "Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI" di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Advertisement
Penggunaan kata 'kerdil' menurut Jusuf Kalla untuk mempermudah penyebutan dan pemahaman.
"Ada juga calon gubernur di suatu daerah malah tidak tahu soal stunting. Tidak tahu apa itu stunting. Saat disebut 'kerdil' baru tahu," Jusuf Kalla menambahkan.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Generasi yang 'kerdil'
Anak yang stunting juga kerdil otak. Artinya, perkembangan otak tidak maksimal dan terhambat.
Kecerdasan anak pun rendah. Jika stunting tidak ditekan, maka akan tercipta generasi yang 'kerdil' pada 20-30 tahun mendatang.
"Ini juga merusak produktivitas kerja. Tidak ada daya saing," ujar Jusuf Kalla.
Perlu pengetahuan kepada orangtua agar kebutuhan gizi anak tercukupi. Anak pun bisa terhindar dari stunting.
Advertisement