Sukses

Waspada, Polusi Udara Tingkatkan Risiko Diabetes

Selain risiko penyakit seperti jantung, stroke, dan kanker, polusi udara ternyata juga menaikkan risiko terkena diabetes

Liputan6.com, Jakarta Polusi udara, bahkan dalam tingkat yang aman sekalipun, ternyata memiliki keterkaitan dengan meningkatnya risiko diabetes. Temuan ini diungkap dalam sebuah studi terbaru.

Menurut studi tersebut, mengurangi polusi udara bisa mengurangi tingkat diabetes, terutama negara-negara dengan tingkat pencemaran yang lebih tinggi dan rendah.

"Penelitian kami menunjukkan hubungan yang signifikan antara polusi udara dan diabetes secara global," kata penulis senior studi tersebut Dr. Ziyad Al-Aly, asisten profesor kedokteran di Universitas Washington, St. Louis, Amerika Serikat seperti dilansir dari Webmd pada Kamis (5/7/2018).

"Kami menemukan peningkatan risiko, bahkan pada tingkat polusi udara rendah yang saat ini dianggap aman oleh Badan perlindungan Lingkungan AS dan Organsasi Kesehatan Dunia," kata Al Aly dalam rilisnya.

Walaupun begitu, temuan tersebut belum membuktikan bahwa polusi udara mampu menyebabkan diabetes.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Kehilangan Hidup Sehat

Dalam studi yang diterbitkan di The Lancet Planetary Health pada 29 Juni 2018, para peneliti memperkirakan polusi udara berkontribusi pada 3,2 juta kasus diabetes baru di seluruh dunia pada 2016. Angka ini berarti sekitar 145 persen dari semua kasus baru tahun itu.

Mereka juga memperkirakan bahwa 8,2 juta tahun kehidupan yang sehat di seluruh dunia hilang pada 2016 karena diabetes terkait polusi.

Di Amerika Serikat, polusi udara dikaitkan dengan 150 ribu kasus baru per tahun dan 350 ribu kehilangan hidup sehat setiap tahun. Hal itu dinyatakan dalam laporan tersebut.

Para peneliti meyakini bahwa polusi udara mengurangi produksi insulin, memicu peradangan, dan mencegah tubuh untuk mengubah gula darah menjadi energi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan.

Beberapa penelitian sebelumnya mengaitkan polusi udara dengan penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit ginjal.