Liputan6.com, Jakarta Orangtua akan merasa senang jika anak-anaknya berhasil dari sisi akademik. Keika anak mampu menghapal angka, mengenal huruf, atau ketika bisa membaca.
Padahal ada hal yang jauh lebih penting dan mendasar untuk diajarkan, yaitu keterampilan sosial. Keterampilan ini merupakan 'modal' dasar bagi pertumbuhan anak-anak agar menjadi pribadi yang matang dan bermental kuat.
Baca Juga
Keterampilan sosial adalah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain lain, baik secara verbal maupun non-verbal, melalui gerakan tubuh, bahasa tubuh dan penampilan pribadi.
Advertisement
"Saat anak sudah memiliki keterampilan sosial yang baik, ia akan dengan mudah beradaptasi, memiliki empati tinggi, serta bisa berpikir lebih dalam saat menghadapi masalah dengan orang lain. Aspek sosial ini yang sering dilupakan para orangtua," ujar Amanda Morgan, seorang praktisi pendidikan usia dini, seperti dikutip dari Motherly.
Â
Mengasah Sosial Anak
Banyak cara untuk mengasah keterampilan sosial anak. Hal yang paling mendasar adalah mengajarinya mengenali perasaan yang dialaminya serta orang-orang di sekelilingnya.
Tunjukkan ekspresi sedih, senang, marah, kecewa dan emosi lainnya pada si kecil. Jelaskan emosi-emosi tersebut. Minta ia mengikuti dengan mengekspresikan wajahnya. " Dengan begitu anak tahu apa yang sedang dirasakan orangtua dan orang-orang yang berada di sekitarnya dan juga memahami emosi yang sedang dirasakannya," ungkap Morgan.
Cobalah untuk sering-sering mengajak anak bermain dengan teman-teman seusianya. Ia akan mengalami konflik saat berebut mainan, harus mengantre untuk bisa bermain atau berbagi dengan anak lain. Pengalaman tersebut sangat penting untuk keterampilan sosialnya.
"Melatih anak untuk bergantian, bersabar, berkonflik dengan orang lain, memang tak mudah. Tapi hal ini sangat penting untuk dilakukan," kata Morgan.
Saat semakin besar, pikiran anak akan semakin kritis. Konflik yang dihadapinya pun semakin kompleks, terutama ketika berhubungan dengan orang lain. Kondisi tersebut akan memicu anak untuk mencari solusi.
"Konflik yang dihadapi anak dalam berbagai situasi akan meningkatkan kemampuannya mencari solusi saat menghadapi masalah terutama yang berhubungan dengan orang lain. Jadi, biarkan anak berkonflik dan sebaiknya jangan 'turun tangan' jika si kecil dirasa bisa menyelesaikannya sendiri," ungkap Morgan.
Penulis : Mutia / Dream.co.id
Advertisement