Liputan6.com, Jakarta Hingga kini penyebab anak lahir dengan bibir sumbing belum diketahui dengan pasti. Secara medis, yang diketahui adalah faktor risiko terjadinya bibir sumbing seperti disampaikan dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Dwiana Ocviyanti.
"Faktor risiko itu berarti, kalau ada, belum tentu kondisinya ada. Dan kalau tidak ada faktor risiko, belum tentu anak tidak bibir sumbing," katanya dalam peringatan Bulan Kepedulian BIbir dan Lelangit Sumbing di Cleft and Craniofacial Center RS Ciptomangunkusumo Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Baca Juga
Menurut Ocvi, faktor risiko yang paling tinggi terjadinya, bibir sumbing adalah ibu kekurangan gizi. Si ibu kekurangan vitamin, protein, atau asam folat.
Advertisement
Faktor risiko lain yang cukup kuat memengaruhi seorang ibu melahirkan anak bibir sumbing adalah konsumsi alkohol, obat-obatan tertentu, dan merokok.
"Kenapa sih bisa begitu? Karena tiga hal tersebut bisa mengganggu pertumbuhan janin dari awal," kata wanita yang juga Wakil Dekan FKUI Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan.
Mengenai obat-obatan, berdasarkan data, orang yang mengonsumsi obat penenang secara sembarangan bisa memengaruhi anak lahir dengan bibir sumbing. Namun, yang paling membahayakan, kata Ocvi, bila ibu mengonsumsi NAPZA.
Saksikan juga video menarik berikut:
Hindari faktor risiko
Guna mengurangi risiko anak lahir dengan bibir sumbing, Ocvi mengingatkan kepada para ibu untuk menjalani gaya hidup sehat.
Di luar negeri, para wanita yang menginginkan kehamilan biasanya sudah melakukan persiapan. Caranya dengan mengonsumsi asam folat, setop merokok, dan tidak minum alkohol.
"Jadi, sekali lagi, kalau mau menghindari, ya hindari saja faktor risikonya. (Faktor risiko itu) enggak ada untungnya," katanya.
Advertisement