Liputan6.com, Jakarta Salah satu yang ada di tubuh dan kerap bikin penasaran adalah rambut kemaluan. Rambut yang tumbuh di sekitar alat kelamin ini berbeda dengan rambut lain di tubuh kita, seperti di kepala atau bulu dada.
Selain itu, rambut kemaluan juga tumbuh tidak lurus, melainkan ikal atau bahkan keriting. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Baca Juga
Dilansir dari Men's Health pada Kamis (19/7/2018), banyak ahli kulit, spesialis rambut, ahli urologi, dan penggemar rambut kemaluan yang tidak tahu mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Advertisement
Menurut dokter kulit dan anggota American Academy of Dermatology Marc Glashofer, tekstur rambut kemaluan cenderung lebih tebal dan kasar dibandingkan rambut lain di tubuh kita, karena asal-usulnya yang bertujuan sebagai pelindung.
"Ïni mencegah gesekan selama hubungan seksual yang dapat menyebabkan abrasi kulit dan ruam kemaluan," kata Glashofer.
"Lebih penting lagi, rambut kemaluan berfungsi sebagai perlindungan terhadap bakteri dan patogen lainnya," lanjut Glahofer.
Saksikan juga video berikut ini:
Kenapa Teksturnya Ikal?
Mengenai bentuk rambut kemaluan yang ikal, Direktur Institute of Men's Health di Jersey Urology Group, Amerika Serikat Brian Steixner, rambut bisa mengeriting karena tugasnya sebagai perangkap feromon, yang disekresikan dari kelenjar keringat di sekitar area selangkangan.
Teori ini sudah ada sejak lama. Bahkan, ketika manusia belum mengenal pakaian, bau menyengat dari keringat tubuh bisa dianggap sebagai pembangkit gairah seksual atau afrosidiak.
Steixner menambahkan, kebanyakan rambut kemaluan tumbuh antara setengah inci hingga 1,5 inci.
Namun dalam sebuah buku berjudul Illustrated Book of Sexual Records yang terbit tahun 1983 oleh G.L. Simmons diyakini, seorang wanita dari Cape Town, Afrika Selatan memiliki rambut kemaluan yang menjuntai sampai lututnya. Bahkan rambut perempuan bernama Maoni Vi itu mencapai 28 inci.
"Setiap folikel rambut di tubuh secara genetik diprogram untuk memiliki siklus pertumbuhan yang berbeda dan mempengaruhi panjang rambut," papar Glashofer.
"Rambut dari daerah kemaluan telah diprogram secara biologis untuk tumbuh hanya sampai panjang tertentu," tambahnya.
Advertisement