Sukses

Zaman Now, Edukasi Kesehatan Lewat Kunjungan ke Sekolah Tak Efektif Lagi

Sebagai sesama remaja, aktor dan musisi muda Iqbaal Ramadhan mengatakan bahwa edukasi kesehatan melalui kunjungan-kunjungan ke sekolah kurang efektif menjangkau semua siswa.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai sesama remaja, aktor dan musisi muda Iqbaal Ramadhan mengatakan bahwa edukasi kesehatan melalui kunjungan-kunjungan ke sekolah kurang efektif menjangkau semua siswa. 

Iqbaal menilai, cara konvensional seperti itu kurang tepat untuk mendapatkan perhatian generasi zaman now. Materi yang disampaikan belum tentu disimak dengan saksama.

"Sekarang banyak upaya yang dilakukan untuk bikin masyarakat Indonesia terutama remaja, untuk lebih sadar akan kesehatannya sendiri. Seperti kunjungan ke sekolah," kata pemeran Dilan itu di peluncuran program Hidup Sehat Yuk! di Kuningan, Jakarta pada Minggu (22/7/2018).

"Tapi kalau kunjungan gitu agak kurang efektif. Akhirnya cuma agar (jam) pelajaran cepat aja. Lu kalau datang dokter atau siapa ke sekolah menjelaskan tentang kesehatan, enggak bakal dengerin juga," tambah Iqbaal.

Selain itu menurutnya, terkadang remaja berpikir bahwa dirinya masih sehat dan tidak butuh penjelasan semacam itu. Sehingga, alih-alih menyimak materi yang disampaikan, mereka hanya main HP dan melakukan hal-hal lain.

Iqbaal mengatakan, edukasi kesehatan sesungguhnya bisa dibuat menarik, salah satunya dengan menggunakan aplikasi di gawai.

"Pokoknya anak-anak dibikin supaya belajar itu jadi menyenangkan. Main HP enggak cuma pakai media sosial doang," kata Iqbaal.

 

 

2 dari 2 halaman

Program Hidup Sehat Yuk! untuk Mengedukasi Remaja

Program Hidup Sehat Yuk! sendiri merupakan kolaborasi antara Ruangguru, Indofood, dan Positive Deviance Resource Centre Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang menargetkan remaja usia sekolah sebagai upaya pencegahan masalah gizi buruk.

Program tersebut menyasar kalangan remaja, terutama remaja putri. "Kenapa kita gaet remaja, terutama remaja putri, karena mereka akan menjadi orangtua yang akan melahirkan anak-anaknya dan menjadi generasi penerus bangsa," jelas Guru Besar FKM UI Prof. dr. Endang L. Achadi, MPH.,Dr. PH. 

Agar materi bisa tersampaikan secara efektif, edukasi seputar kesehatan dan pencegahan gizi buruk ini perlu dikemas menarik sesuai kebiasaan anak zaman now. 

"Ini penting banget kalau sudah 37 persen (anak terkena stunting) ini sudah jadi bencana nasional. Jadi harus ada teknologi baru yang menurut kami bisa efektif," kata CEO Ruangguru Belva Devara.

Melalui program Hidup Sehat Yuk!, remaja bisa mengakses berbagai konten video belajar, kuis, rangkuman, hingga latihan topik yang isinya seputar pentingnya gizi seimbang dan kesehatan pada remaja dengan topik mengenai 1000 Hari Pertama Kehidupan.

"Jadi kita bisa memperbaiki gizi kita sendiri, saling bicara tentang ini, dan sama-sama kita memecahkan masalah di Indonesia ini," ujar Belva. 

Direktur Indofood Axton Salim optimistis program Hidup Sehat Yuk! akan bisa menjangkau lebih banyak generasi muda dan berdampak positif dalam menanggulangi masalah gizi buruk.

"Kami percaya edukasi melalui aplikasi digital dirasakan lebih sesuai dengan kebiasaan generasi Z," ujar Axton. 

Data 2017 tentang anak indonesia yang diterbitkan Bappenas dan UNICEF menunjukkan, beban ganda malnutrisi sudah menjadi sebuah hal serius. Selain itu, 37 persen anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia pada 2013 mengalami stunting, 12 persen terkena wasting (berat badan lebih rendah dibanding tinggi badan) serta mengalami kelebihan berat di angka yang sama.