Sukses

3 dari 41 Jemaah Haji yang Sakit di Madinah Dirujuk ke RS Arab Saudi

Kondisi para jemaah haji di tanah suci terus dipantau oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Pusat Kesehatan Haji.

Liputan6.com, Jakarta Kondisi para jemaah haji di tanah suci terus dipantau oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Pusat Kesehatan Haji. Hingga 21 Juli 2018 ada 41 jemaah yang telah berobat di klinik kesehatan haji Indonesia (KKHI) Madinah. Dari 41 orang tersebut, 3 diantaranya dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi, 4 lainnya mendapat perawatan di KKHI, dan pasien lain telah kembali ke pondokan.

Hasil pantauan itu disampaikan oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI Eka Jusuf Singka di kantor KKHI Madinah dengan didampingi Kepala Seksi Madinah dan Direktur Klinik Kesehatan Haji Indonesia Madinah.

Temuan lain dari hasil pantauan Eka di Masjid Nabawi yakni 8 jemaah haji mengalami luka bakar karena kehilangan alas kaki. Kedelapan jemaah tersebut kehilangan sandal karena lupa meletakkan atau menitipkan pada teman lalu terpisah.

"Saat ini sudah ada 8 jemaah yang mengalami luka bakar karena pulang dari masjid tanpa alas kaki," kata Eka, seperti dikutip dari laman resmi Kemenkes, Sehat Negeriku, Senin (13/7/2018). 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

2 dari 3 halaman

Sediakan 20.400 pasang Sandal

Kemenkes telah menyiapkan 20.400 pasang sandal untuk mengantisipasi hal serupa.

"Ini membuat petugas kesehatan haji Indonesia menyediakan sandal yang dibawa oleh Tim Promotif Preventif (TPP) Kesehatan Indonesia. Kita selalu berupaya semaksimal mungkin melakukan penyuluhan ke sektor-sektor agar jamaah haji yang masuk ke dalam masjid untuk membawa alas kakinya sendiri-sendiri. Bawa, masukkan ke dalam plastik. Ini edukasi yang penting dilakukan kepada jemaah haji,” tegas Eka.

3 dari 3 halaman

Kesiapan Kesehatan Haji

Eka mengatakan Kemenkes telah menyiapkan klinik-klinik kesehatan di bandara Madinah dan Jeddah. “Saat ini operasional masih ada di Madinah sampai sebagian jamaah haji sudah berangkat ke Makkah,” terang Eka.

Untuk pelaksanaan haji tahun ini salah satu inovasi dari Kemenkes adalah Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH). KKJH memuat tentang informasi-informasi yang ada di Siskohat. “Di belakang kartu ini ada di ICV yang menandakan bahwa jemaah sudah divaksinasi,” jelas Eka.

KKJH ini sangat efektif dan lebih efisien dibandingkan dengan buku kesehatan karena kartu ini bersifat mobile dan statistik. Sehingga semua update tentang status kesehatan jemaah selalu ada bahkan catatan pembinaan sejak di tanah air sudah tercatat di kartu kesehatan haji.

“Kartu kesehatan jemaah haji akan membuat jemaah haji patuh terhadap sistem komputerisasi siskohat yang telah dibangun oleh Kemenkes dan Kemenag selama bertahun-tahun,” terang Eka.