Liputan6.com, Jakarta Risiko tersengat ubur-ubur bisa saja terjadi saat Anda sedang asyik bermain di pantai atau berenang di laut. Sengatan ubur-ubur bisa membuat seseorang merasakan sensasi terbakar.
Baca Juga
Advertisement
Pengalaman disengat ubur-ubur pernah dialami Connie, pekerja media asal Jakarta. Saat berenang di lokasi Wisata Hiu Paus Botubarani, Bone Bolango, Gorontalo pada 18 Juli 2018, kedua lengannya memerah.
"Pokoknya, tadi itu lengan terasa 'cetut' (tiba-tiba disengat). Entah ikan kecil atau ubur-ubur, tapi sepertinya ubur-ubur. Aku langsung naik ke atas (pantai). Eh, malah memerah dan gatal. Rasanya juga panas," ujar Connie, yang waktu itu sedang bertugas di Gorontalo kepada Health Liputan6.com, ditulis Senin (23/7/2018).
Efek gatal dan panas akibat tersengat ubur-ubur, baru terasa saat Connie ke luar dari air laut. Ia langsung ke pantai untuk mencari pertolongan.
"Tadinya, saat di dalam air itu enggak terasa efek apapun. Nah, pas ke luar dari air, baru deh terasa panas dan gatal," lanjut Connie.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Digosok batu besi
Setiba di pantai, Connie mendapatkan pertolongan. Salah seorang penanggung jawab lokasi Wisata Hiu Paus Botubarani, yang tak disebut namanya memberikan sebuah batu besi.
"Coba pakai ini (batu besi). Tinggal digosok-gosok saja. Nanti juga sembuh," katanya seraya memberikan batu besi kepada Connie.
Connie pun menggosok-gosokkan batu besi ke kedua lengannya yang memerah. Menurut kepercayaan masyarakat lokal, batu besi bisa menyembuhkan sengatan ubur-ubur.
"Sudah turun temurun itu. Dari segi medis atau ilmu pengetahuan, saya tidak tahu secara pasti, bagaimana kaitannya batu besi untuk menyembuhkan ubur-ubur. Yang pasti sembuh itu bukan karena batu besinya, tapi karena kekuasaan Tuhan," tambah pria yang jadi penanggungjawab lokasi wisata.
Ia juga berujar, kemungkinan yang menyengat lengan Connie bernama Tahi (dalam bahasa lokal setempat), sejenis ubur-ubur.
Advertisement
Diberi cuka
Setelah lengan digosok batu besi, Connie diberi cuka oleh salah seorang ibu penjual kantin setempat. Cuka tersebut dioleskan ke lengannya.
"Rasanya jadi panas banget saat diberi cuka. Katanya tinggal didiamkan saja, terus nanti sembuh," lanjut Connie.
Selang 20 menit, wajah Connie kembali segar. Ia tak lagi merasakan gatal dan sensasi panas. Kedua lengannya sudah tidak memerah.
"Ini sembuh juga. Ya, aku merasa baik-baik saja sekarang," ucap Connie sambil tertawa.
Meski disengat sejenis ubur-ubur, Connie tidak jera untuk berenang di laut. Ia rupanya senang berenang.
Pro konta cuka
Studi yang baru-baru ini diterbitkan dari NUI Galway dan Universitas Hawai'i di Manoa menunjukkan, sengatan ubur-ubur paling baik diobati dengan cuka dan air panas.
Cuka dan air panas dapat meredam penyebaran racun dan menghilangkan rasa nyeri, dilansir dari Mayo Clinic. Sementara itu, menurut Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat, semua ubur-ubur yang menyengat dengan tentakel dapat menyebabkan pelepasan sengatan yang mengandung racun.
Cuka hanya efektif bila dioleskan pada tentakel ubur-ubur, yang masih menempel pada tubuh. Trik ini dapat menonaktifkan racun dari ubur-ubur.
Pertolongan darurat pertama bisa dengan menggunakan obat oral, seperti antihistamin atau kortikosteroid untuk mengobati reaksi kulit yang memerah akibat sengatan ubur-ubur.
Advertisement