Liputan6.com, Jakarta Selain jauh dari orangtua, konsekuensi paling berat yang dirasakan seluruh calon Paskibraka 2018 yang melenggang ke tingkat nasional adalah, tersisihnya waktu belajar di sekolah.
Namun, tiga orang peserta pendidikan dan pelatihan Paskibraka 2018 ini, punya kiat masing-masing untuk mengantisipasinya.
Wakil dari Kalimantan Timur, Meiti Adella Panggabean, misalnya. Satu minggu sebelum berangkat ke Jakarta, siswi SMA N 2 Sangatta Utara menitipkan banyak buku catatan ke teman terdekatnya.
Advertisement
Â
Meiti adalah siswi dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Namun, bukan mata pelajaran terkait jurusannya itu yang bikin dia pusing, melainkan mata pelajaran lintas minat yang diambilnya, yaitu ekonomi dan sejarah.
"Saya IPA yang tidak terlalu suka pelajaran IPS. Jadi, kalau saya tidak mengikuti semua materi dari dua pelajaran itu, nilai dan peringkat saya jadi turun," kata Meiti yang baru pertama kali jauh dari orangtua selama ini.
Hal yang kurang lebih sama juga dirasakan Reskindar Tonapa, calon Paskibraka 2018 dari Sulawesi Barat.
"Ketakutannya sama, cuma beda di pelajaran saja. Saya takut nilai matematika dan kimia saya turun," ujarnya saat berbincang dengan Diary Paskibraka di sela-sela jam istirahat latihan pada Sabtu, 28 Juli 2018.
Baca Juga
Â
Calon Paskibraka 2018 Yakin Pihak Sekolah Akan Membantunya
Meski demikian mereka sangat yakin bahwa pihak sekolah tidak akan mempersulit anak didiknya memperoleh nilai yang semestinya.
Seperti yang dikatakan calon Paskibraka 2018 dari Bali, Ni Putu Sukma Dewi Widyanti. Siswi SMA N 2 Negara sudah siap menerima konsekuensi apa pun yang bakal dia hadapi, termasuk hobi yang tersampingkan dan waktu belajar yang tersisihkan.
Â
"Kita di sini mewakili provinsi, tidak lagi diri sendiri. Pihak sekolah tahu itu. Mereka juga yang memberikan saya izin mengikuti kegiatan terbesar sekali seumur hidup ini," kata Sukma.
"Jadi, pihak sekolah pasti mengizinkan kami selaku anak didiknya untuk dapat menyusul ujian atau apa pun yang sekiranya tidak bisa kami ikuti selama kami diklat Paskibraka 2018," katanya menambahkan.
Satu pelajaran yang cukup membuatnya pusing jika tidak dipelajari setiap hari adalah matematika dan sejarah.
Advertisement