Sukses

Pesan untuk Calon Paskibraka 2018, Jadilah Generasi Milenial yang Berkarakter dan Takut Tuhan

Ibnu secara pribadi menginginkan calon Paskibraka 2018 menjadi sosok berkarakter yang berkomitmen terhadap agama dengan baik, berahlak baik, dan menjunjung toleransi.

Liputan6.com, Jakarta Tema besar pada Pelatihan dan Pendidikan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Diklat Paskibraka) tahun ini berkaitan dengan milenial.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mau seluruh calon Paskibraka 2018 tumbuh menjadi generasi milenial yang berkarakter dan tetap mengendepankan agama di dalam tindak tanduk yang akan dia kerjakan.

"Kami ingin kepribadian mereka terbentuk, yang tidak sekadar unik dan berbeda tapi juga bermanfaat, berprestasi, dan ramah. Jadilah generasi milenial yang membumi dan bermartabat," kata Asisten Deputi Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda Kemenpora, H Ibnu Hasan MpD kepada Diary Paskibraka di PP-PON Cibubur, Jakarta Timur.

Ibnu secara pribadi menginginkan peserta didik menjadi sosok berkarakter yang berkomitmen terhadap agama dengan baik, berahlak baik, dan menjunjung toleransi.

Menurut Ibnu, tidak cukup jika kelak calon Paskibraka 2018 hanya sekadar menjadi orang yang pintar, tapi harus punya kepribadian yang baik pula. Gagalnya seseorang bisa juga dipengaruhi oleh kepribadiannya kurang baik.

"Kepribadian itu nomor satu. Keterampilan, masih bisa diasah pelan-pelan. Saya berharap anak-anak ini memiliki kepribadian yang bermartabat," ujarnya.

 

Simak video menarik berikut ini: 

2 dari 2 halaman

Paskibraka Pantang Tinggalkan Salat Lima Waktu

Dari pantauan Diary Paskibraka, Ibnu sebisa mungkin selalu mengingatkan calon Paskibraka 2018 untuk tidak meninggalkan salat lima waktu. Mereka bisa saja sembunyi dari pengawasan pembina, tapi tidak bisa lepas dari pengawasan Yang Maha Kuasa.

"Percuma pintar tapi tak beragama. Karena, dia mau berpegangan ke mana kalau tak beragama? Tak ada arahnya," kata Ibnu menekankan.

Dia kembali menegaskan bahwa sebaiknya tumbuh dan berkembanglah menjadi orang yang pintar sekaligus takut sama Tuhan.

"Ketika seseorang tidak berpegangan pada agama, setiap kali stres, selalu mengambil tindakan yang tidak tepat," katanya.