Liputan6.com, Jakarta Beberapa hari ini seluruh calon Paskibraka 2018 tingkat nasional sedang rutin berlari di siang dan sore hari.
Lari yang dilakukan sebanyak dua putaran area PP-PON Kemenpora Cibubur, Jakarta Timur, dilakukan agar fisik para Pengibar Bendera Pusaka pada HUT ke-73 RI selalu prima.
"Kalau kata pelatih, supaya mental kami juga kuat," kata Paskibraka wakil Bali, Sang Putu Hendra Aditya Jyoti saat berbincang dengan Diary Paskibraka.
Advertisement
Lebih lanjut, Putu merasa cukup bahagia karena lari bersama teman-teman Paskibraka yang lain, juga tak ketinggalan semua pelatih dan calon Komandan Pasukan (Danpas) turut serta.
"Seru. Rasa capek jadi tidak terasa sama sekali," ujar penyuka olahraga futsal ini.
Lari di siang bolong seperti itu bukan hal baru bagi siswa SMA N 1 ini. Begitu dinyatakan lolos sebagai Paskibraka tingkat provinsi, pelatih selalu menyuruh Putu untuk rutin lari di saat matahari sedang 'gahar'.
"Hitung-hitung sekalian bakar lemak. Dan itu benar-benar berhasil," kata Putu.
Baca Juga
Â
Lemak Terkikis, Lolos jadi Paskibraka Nasional
Paskibraka tingkat nasional kelahiran Semarapura, Klungkung, 5 Agustus 2002, mengatakan, lemak di bagian perut terkikis cukup banyak setelah dia rutin berlari di siang hari sambil mengenakan jaket parasut.
"Sebenarnya tidak hanya lari yang membuat lemak jadi terbakar. Sesudah lari, biasanya aku push up ditutup dengan sit up," katanya.
Baik push up maupun sit up harus ala militer. Dalam waktu satu menit harus bisa push up sebanyak 30 kali dan sit up 45 kali. "Kalau tidak percaya, coba sendiri di rumah," kata Putu memberi saran.
Â
Advertisement
Paskibraka Pantang Makan Micin
Putu, menekankan, olahraga saja tidak cukup dan tak berefek apa-apa kalau tidak diimbangi dengan makan sehat. Yang dimaksud makan sehat bukan berarti tidak makan nasi, lho. Putu sendiri masih makan nasi.
"Intinya harus empat sehat lima sempurna," kata Putu.
"Sarapan biasanya minum susu, makan telur rebus, sayur, dan buah. Siang baru makan nasi pakai lauk pauk lengkap. Makan malam balik kayak sarapan," kata dia menambahkan.
Selama masa-masa sulit itu, hal terberat yang harus Putu relakan adalah tidak makan makanan ringan tinggi garam maupun bakso yang jadi favoritnya.
"Menahan tidak makan micin itu berat, Jenderal," katanya sembari tertawa.