Liputan6.com, Jakarta Dua hari setelah dinyatakan sebagai kamar terjorok, kamar yang dihuni Paskibraka 2018 tingkat nasional dari Sumatera Utara Lucas dan Papua Barat Nikanor menerima hasil yang tak disangka-sangka.
Para pembina, menilai, kamar mereka jauh lebih bersih dari sebelumnya sehingga pantas diganjar kalung garuda.
Baca juga:Â Kalung Garuda Terbang untuk Calon Paskibraka 2018 DIY dan Jawa Timur
Advertisement
Untuk merayakan keberhasilan tersebut, Lucas dan Nikanor sepakat tukaran batik. Pada saat materi malam, Lucas mengenakan batik warna hijau dengan motif kupu-kupu kepunyaan Nikanor, dan Nikanor memakai baju batik milik Lucas yang sudah dicuci.
Menurut Lucas, ide ini muncul darinya. "Biar kami tambah semagat lagi untuk bersih-bersih kamar. Untuk seru-seruan juga," ujar Paskibraka yang merupakan murid SMA N 1 Medan kepada Diary Paskibraka.
Nikanor mengaku tidak keberatan dengan ide tersebut. Lagipula ukuran baju mereka sama. Baju batik kepunyaan Lucas dirasa Nikanor sangat nyaman, adem, dan pas sama badannya.
"Enak bajunya. Kalau boleh, aku mau minta," kata Nikanor. "Boleh?," tanya Nikanor pada Lucas.
Baca Juga
Â
Tekad Paskibraka Sumut dan Papu untuk Raih Kamar Terbersih
Sejak dinyatakan sebagai kamar terkotor, rupanya Lucas dan Nikanor terus kepikiran dan ingin segera memperbaikinya. Mereka tak mau dianggap sebagai Paskibraka yang jorok, lantara tak bisa mengurus kamar sendiri.
"Itulah, kak, setelah kami dapat kalung garuda, di situ aku sadar bahwa hasil tidak pernah menghianati usaha," ujar Lucas.
Lucas dan Nikanor bertekad, mempertahankan julukan kamar terbersih sampai Diklat Paskibraka selesai. Agar setibanya di kampung halaman masing-masing, perilaku seperti itu tidak hilang.
Advertisement