Sukses

Orangtua, Kenali 7 Tanda Anak Jadi Korban Bully

Sebagian anak yang menjadi korban bully berusaha menutupi, sehingga orangtua wajib mengetahui tanda-tanda ia memiliki masalah di lingkungan pertemanannya.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian anak pernah atau bahkan sering menjadi korban perundungan (bully). Bila dibiarkan, tidak sedikit anak yang mengalami masalah secara psikologis.

Salah satu cara agar orangtua bisa mengetahui anak jadi korban bully atau tidak dengan menjalin komunikasi baik dengannya. Jadilah pendengar yang baik bagi anak. Jika ada masalah, dengarkan baik-baik sebelum mengambil tindakan, kata Stan Devis penulis Youth Voice Project: Student Insights Into Bullying and Peer.

Tanyakan apa yang terjadi, seberapa sering terjadi, dan betapa ia merasa terganggu. Namun, sebagian anak yang menjadi korban bully berusaha menutupi. Berikut beberapa tanda yang membantu orangtua mengetahui anak jadi korban bully atau bukan seperti dilansir dari laman Realsimple, Rabu (8/8/2018).

1. Tidak lagi melakukan hobi atau kesenangannya

Jika anak-anak kehilangan minat pada makanan atau hobinya, perhatikan. Cobalah bertanya tentang apa yang sedang ia alami, tidak ada cara lain selain bertanya.

2. Media sosial tidak aktif

Perubahan dramatis dalam menggunakan teknologi atau media sosial bisa menjadi tanda ia sedang terganggu. Waspada jika dia tampak marah, frustrasi atau gugup setelah bermain ponselnya.

3. Sering mengalami sakit kepala atau perut

Stres yang dialami anak-anak dapat menyebabkan sakit secara fisik, sakit kepala atau perut. Bisa juga, saat anak-anak diperlakukan buruk, kadang-kadang mereka akan berpura-pura sakit untuk menghindari situasi di mana kemungkinan akan ditindas.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

4. Malas berteman

Hubungan dengan teman-temannya tidak lagi baik. Perselisihan dengan teman memang wajar, tapi Anda perlu membicarakannya adakah sesuatu yang serius terjadi pada anak Anda.

5. Malas pergi sekolah

Jika anak-anak mulai terlihat malas dan sering terlambat sekolah atau sering melewatkan kelas, kemungkinan ia menjadi korban bully. Tindakan tersebut sebenarnya hanya untuk menghindari penindasan.

6. Merasa buruk tentang dirinya sendiri

Tindakan bully dapat menurunkan harga diri seseorang. Jika sesekali seorang anak jadi korban bully, mereka akan menginternalisasi itu dan berpikir ada salah pada dirinya.

7. Menyakiti orang lain

Anak yang sering jadi korban bully, pada beberapa kasus mereka juga akan menyakiti orang lain. Hal itu sebagai reaksi terhadap bully yang dialaminya. Jika Anda mengetahui bahwa anak Anda mengintimidasi orang lain, pastikan ia bertanggung jawab atas perbuatannya.

Penulis : Nita Utami

Â