Sukses

4 Penyebab Kondisi Jemaah Haji dengan Penyakit Jantung Memburuk

Kelelahan jadi faktor paling sering kondisi jemaah haji dengan penyakit jantung memburuk. Ketahui tiga faktor lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Hampir sebagian besar kasus gangguan jantung dari jemaah haji yang datang ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) karena kelelahan.

Jemaah haji mengalami kelelahan akibat ibadah, kelelahan akibat perjalanan jauh, ataupun kelelahan akibat aktivitas dipondokan seperti naik turun tangga. Jenis kelelahan Itu menjadi pemicu nomor satu,” kata dokter spesialis penyakit jantung di KKHI Makkah, Muhammad Gibran Fauzi Harmani.

Pemicu nomor dua karena ketidakpatuhan minum obat yang selama ini dikonsumsi di Indonesia. Ketidakpatuhan ini dapat mengakibatkan perburukan kondisi jantung.

Pemicu nomor tiga kondisi jemaah haji memburuk karena infeksi saluran nafas atas atau infeksi saluran nafas bawah yang rentan terjadi karena faktor cuaca kering dan suhu tinggi di Arab Saudi seperti dikutip rilis Sehat Negeriki dari Kementerian Kesehatan, Senin (13/8/2018).

Pemicu keempat adalah adanya kondisi faktor-faktor risiko jantung yang tidak terkendali seperti tekanan darah yang melonjak atau gula darah yang tinggi.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

Jelang fase Armina, siapkan diri sebaik mungkin

Mengingat sebentar lagi jemaah akan memasuki fase Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina), maka pasien-pasien jemaah dengan risiko tinggi harus dipersiapkan sebaik mungkin.

Gibran menyebutkan beberapa persiapannya yang perlu dilakukan yaitu terus mengonsumsi obat-obatan yang selama ini dikonsumsi. “Apabila memang obat-obatan yang habis atau tidak terbawa, segera kontak dokter di kloter untuk dimintakan ke KKHI,” sarannya.

Kedua batasi aktivitas fisik. “Sebentar lagi kita akan memasuki masa puncak ibadah. Sekarang jemaah haji dari berbagai macam negara sudah memasuki Makkah. Kondisi saat ini sudah semakin padat. Jangan sampai kelelahan,” pesan Gibran.

Apabila jemaah haji mulai merasakan sesak napas/tersengal-sengal, maka agar hentikan aktivitas terlebih dahulu dan beristirahat. Kenali batas fisik masing-masing dan tidak memaksakan diri, tambahnya.

Ketiga, jemaah diingatkan untuk selalu mempergunakan alat perlindungan diri (APD) pada saat keluar pondokan, dan selalu mengingatkan temannya untuk memakai masker.