Sukses

Pasien Korban Gempa Lombok: Sudah Boleh Pulang, tapi Rumah Hancur

Pasien korban gempa Lombok yang dirawat di tenda RSUD Tanjung sudah diizinkan pulang, tapi rumahnya hancur.

Liputan6.com, Lombok Utara, "Istri saya sebenarnya sudah boleh pulang, tapi rumah hancur (akibat gempa Lombok). Rumah sudah rata dengan tanah. Tidak ada rumah lagi..."

Ungkapan pilu itu meluncur dari Muharap (39), korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tengah menemani istrinya, Aniyah (41) menjalani perawatan di dalam tenda di halaman RSUD Tanjung Lombok Utara.

Aniyah mengalami cedera patah tulang di kaki kanan. Perban masih membalut kaki kanannya saat Liputan6.com menemui mereka. 

Muharap menceritakan kejadian saat gempa yang membuat Aniyah sampai patah tulang. Ketika gempa berkekuatan 7 skala Richter pada Minggu, 5 Agustus 2018 terjadi, Aniyah sedang makan malam di teras rumah. Aniyah bergegas masuk ke dalam rumah, lalu menyelamatkan anaknya.

"Kakinya kena seng dari atap rumah yang jatuh. Demi menyelamatkan anak, dia lari lalu kakinya kejatuhan seng. Semua selamat, anak juga selamat," ucap Muharap, yang tinggal di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara ditulis Selasa (14/8/2018).

Aniyah dan Muharap bersyukur keluarga mereka selamat meski gempa menghancurkan rumahnya. Tak hanya kedua pasangan suami-istri ini yang kehilangan rumah. Seluruh rumah, bangunan, dan masjid di lingkungan di sekitar tempat tinggalnya juga hancur.

"Rumah-rumah di lingkungan tempat tinggal kami juga banyak yang dibangun menggunakan tembok. Semuanya rata dengan tanah. Tidak ada yang tersisa setelah gempa," Muharap melanjutkan.

Rumah Aniyah dan Muharap yang hancur karena guncangan gempa sesungguhnya belum lama dibangun. Rumah tersebut baru sekitar tiga tahun dibangun. 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Bangun bedeng sendiri

Walau Aniyah sudah mengantongi izin pulang dari dokter yang merawat, tapi Muharap masih berpikir harus tinggal dimana. 

"Karena enggak ada rumah, kami berusaha buat bedeng (rumah darurat sementara) dulu. Buat bedeng sendiri," ungkap Muharap.

Untuk membangun bedeng ia meminta bantuan terpal, tapi belum datang. Bantuan terpal sedang diusahakan. Untuk ke depan, Muharap berencana membangun rumah dengan menggunakan kayu.

"Trauma pakai semen dan batako. Nanti kami bangun rumah dari kayu," kata Muharap.

3 dari 3 halaman

Rumah sementara

Kendala pasien yang sudah diizinkan pulang tapi rumah hancur menjadi perhatian Sekjen Kementerian Kesehatan RI, Untung Suseno Sutarjo.

"Soal itu mesti koordinasi dengan Dinas Sosial terkait. Karena mereka yang menangani langsung soal rumah, apakah akan dibangun rumah sementara atau tidak ya saya belum tahu," kata Untung usai memantau RSUD Tanjung.

Melihat kondisi rumah warga yang rata dengan tanah, Untung mengatakan, kemungkinan untuk membangun perumahan sementara bisa saja dilakukan.