Liputan6.com, Jakarta Tak ingin membuat bayi menunggu terlalu lama, terkadang ibu langsung memanaskan ASIÂ (air susu ibu) secara cepat. ASI yang disimpan di kulkas atau freezer dengan cepat diberikan pada bayi.
Baca Juga
Advertisement
Sayangnya, memanaskan ASI secara cepat bukan tindakan tepat menurut dokter spesialis anak sekaligus konsultan Ariani Dewi Widodo usai "Media Lunch Anmum #MumToMum dalam Rangka Pekan ASI 2018".
"Memanaskan ASI dengan cepat dapat menyebabkan kerusakan protein," ujar Ariani saat ditemui di Fairmont Jakarta, ditulis Rabu (15/8/2018).
Untuk menghindari kerusakan protein pada ASI, ibu harus teliti dan memerhatikan berapa botol ASI yang dibutuhkan si kecil dalam sehari. Cara pemberian ASI ini efektif bila bayi ditinggal ibu bekerja dan dijaga pihak keluarga atau kerabat di rumah.
Â
Â
*Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Simak video menarik berikut ini:
Teknik penyajian ASI botol
Agar kualitas ASI botol tetap terjamin baik, ada cara menyimpan sekaligus menyajikan ASI botol dengan tepat. Cara ini bisa ibu lakukan pada malam hari, sebelum berangkat kerja keesokan hari.
"Malam hari sebelumnya, misal ibu memperkirakan kebutuhan ASI selama ditinggal bekerja sebanyak empat botol. ASI yang disimpan di freezer diturunkan ke kulkas bawah," Ariani menerangkan.
Ketika bayi lapar dan haus, ASI bisa dihangatkan, bukan dididihkan. ASI dihangatkan menggunakan air suam-suam kuku.
"Botol ASI ditaruh di dalam air. Kemudian tunggu sampai ASI mencair," ujar Ariani.
Advertisement