Liputan6.com, Jakarta Libur akhir pekan kerap dijadikan alasan orang begadang atau tidur larut malam. Padahal, perubahan jam tidur saat akhir pekan meningkatkan beberapa risiko penyakit.Â
Dilansir dari laman Real Simple, Jumat (17/8/2018), perubahan waktu tidur sementara dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kesehatan memburuk, suasana hati memburuk, dan menyebabkan kelelahan.
Baca Juga
Bahkan sebuah studi yang dipresentasikan di Associated Professional Sleep Societies, menemukan bahwa setiap jam tidur yang bergeser per minggu akibat begadang dikaitkan dengan 11 persen peningkatan risiko penyakit jantung.
Advertisement
Ini berarti bahwa menghindari begadang dengan jadwal tidur yang teratur mungkin merupakan pencegahan penyakit jantung yang efektif, relatif sederhana, dan murah. Memiliki jadwal tidur teratur juga berguna mencegah masalah kesehatan lainnya, kata Sierra Forbush, asisten peneliti di University of Arizona.
Â
Â
* Update terkini Asian Games 2018 mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga informasi terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di sini.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Jam tidur konsisten
The American Academy of Sleep Medicine merekomendasikan, orang dewasa harus tidur selama 7 jam atau lebih per malam, untuk mendapat kesehatan yang optimal.
"Jika Anda begadang sesekali, itu mungkin bukan masalah besar," kata Forbush. "Tapi jika Anda melakukannya setiap akhir pekan selama 15 tahun, maka itu mungkin dapat meningkatkan risiko penyakit."
Namun, lebih banyak penelitian lagi yang harus dilakukan, untuk menentukan bagaimana perubahan waktu tidur dari waktu ke waktu dapat mempengaruhi kesehatan, karena penelitian hanya melihat tanggapan dari satu titik waktu.
Forbush mengatakan bahwa konsistensi tidur harus menjadi gaya hidup, “Sama seperti kita harus berolahraga 30 menit sehari", jelasnya “kita juga harus berusaha menjaga tidur kita tetap teratur pada hari kerja maupun akhir pekan'.
Â
Penulis : Nita Utami
Advertisement