Â
Liputan6.com, Jakarta Air Susu Ibu (ASI) mampu menurunkan angka kematian bayi. Ini karena ASI memiliki kemampuan meningkatkan kekebalan tubuh. Karena itu, bayi tidak gampang sakit.
Advertisement
Baca Juga
Pemberian ASI ditujukan untuk bayi berusia nol sampai 6 bulan, dikutip dari laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan RI.Â
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kirana Pritasari memaparkan, beberapa data kajian dan fakta global dalam The Lancet Breastfeeding Series tahun 2016.
"Data membuktikan, ASI Eksklusif mampu menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88 persen, terutama pada bayi berusia kurang dari 3 bulan," kata Kirana pada Puncak Peringatan Pekan ASI Sedunia (PAS) tahun 2018 di Kementerian Kesehatan, Jakarta, ditulis Selasa (21/8/2018). Â
Beberapa studi menyebutkan, ASI juga mencegah berat bayi lahir rendah (BBLR), dan stunting. ASI eksklusif juga menurunkan risiko obesitas dan penyakit kronis.Â
Â
Â
Â
*Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Simak video menarik berikut ini:
Turunkan risiko kegemukan
Kirana melanjutkan, pemberian ASI tidak hanya menurunkan angka kematian bayi, tetapi juga dapat menurunkan risiko kegemukan hingga 10 persen, menurut penelitian yang dipublikasikan di The Lancet tahun 2016.
“Dari beberapa fakta tersebut, tidak diragukan lagi besarnya manfaat pemberian ASI untuk kehidupan," imbuh Kirana.
Untuk itu, diperlukan momen penting guna meningkatkan kepedulian dan kesadaran semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, terhadap pentingnya menyusui bayi hingga 2 tahun dan pentingnya dukungan bagi ibu dalam mencapai keberhasilan menyusui bayinya.
Agar bayi memeroleh manfaat besar dari ASI, ibu bisa tetap memberikan ASI hingga si buah hati berusia 2 tahun. Pada usia tersebut, bayi juga didukung dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).Â
Advertisement