Sukses

Begini Wajib Militer yang Dilakukan Personel Super Junior, Pengisi Acara Closing Ceremony Asian Games 2018

Menjadi kewajiban bagi para pria di Korea Selatan, seorang warga Korsel pernah mengungkapkan tentang wajib militer di negeri ginseng itu pada 2012.

Liputan6.com, Jakarta Korea Selatan tak hanya terkenal dengan budaya pop dan juga olahraganya saja. Negara asal boyband Super Junior yang akan mengisi penutupan Asian Games 2018 ini juga terkenal karena wajib militer (wamil) yang ketat.

Para pria yang secara fisik dan mental sehat serta berumur 19 - 35 tahun wajib mengikuti wajib militer.

Bahkan, orang-orang terkenal seperti personel Super Junior hingga pemain sepak bola Son Heung-Min seakan enggan untuk mengikuti wajib militer tersebut.

Walaupun begitu, diketahui bahwa ada kompensasi bagi para atlet yang berprestasi di bidang olahraga. Oleh karena itu, pesepak bola Son Heung-Min harus mendapatkan medali emas di Asian Games 2018 untuk terhindar dari kewajiban itu.

Dilansir dari Business Insiders, Jumat (31/8/2018), pada 2012, seorang "alumni" wamil Korea Selatan bercerita pada Goyang TV mengenai pengalamannya ketika mengikuti wajib militer tersebut. Pria ini bersama Gene Kim dan bertugas selama dua tahun.

Menurut Kim, undang-undang mengharuskan setiap pria untuk melayani militer. Jika dengan sengaja menghindarinya, dia akan mendapatkan hukuman penjara.

"Ini wajib terutama karena hubungan kita dengan Korea Utara. Setelah segala sesuatunya meningkat setelah Perang Korea, ada kebutuhan akan kekuatan aktif bagi Korea Selatan, sehingga militer selalu siap," kata Kim pada saat itu.

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

2 dari 3 halaman

Terisolasi dari Masyarakat

Menurutnya, dalam dua tahun, orang yang ikut dalam wajib militer akan terisolasi dari masyarakat. Dia tidak akan bisa memegang ponsel. Kim mengatakan hal tersebut mengorbankan masa mudanya untuk bangsa.

"Jadi, pada hari pertama ketika Anda memasuki militer. Segera setelah Anda memasuki pangkalan pelatihan ini, Anda bertemu dengan instruktur yang melatih selama lima minggu dari situ. Mereka dengan sengaja mencoba mengintimitdasi Anda, mencoba menakut-nakuti Anda, untuk menjadikan Anda seorang prajurit," ujar Kim.

Kim mengakui, pada awalnya dia benar-benar membencinya.

Selama lima minggu pertama, pelatihan mereka sangat intens. Kim menceritakan bahwa mereka terus-menerus berteriak dan hanya bisa melakukan apa yang diminta.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

3 dari 3 halaman

Melawan Serangan Gas

Salah satu yang paling diingatnya adalah pelatihan untuk mempersiapkan mereka bertahan melawan serangan kimia.

"Bagian tersulit adalah ketika saya dan kelompok harus masuk ke ruangan yang dipenuhi gas," kata Kim.

Awalnya, mereka akan memasuki ruangan dengan masker pelindung. Namun, masker itu kemudian dilepas hingga mereka harus bertahan menghirup gas tersebut.

"Dan ketika Anda menghirup gas ini, rasanya seperti Anda tercekik. Pada dasarnya, Anda tidak bisa bernafas. Hanya kekacauan di ruangan kecil itu. Semua orang saling berpegangan. Semua orang berguling di lantai. Ada satu orang ini. Dia berlari ke pintu mencoba keluar, tetapi ada seorang penjaga di sana yang mencegahnya. Dan itu benar-benar kekacauan," kata Kim.

Setelah lima minggu, mereka akan dipindahkan ke batalion. Dari situlah mereka akan memulai karier mereka di militer sampai dengan sersan. Di sana juga mereka akan ditanamkan pemikiran bahwa Korea Utara adalah musuh.

"Selalu ada potensi bahwa Korea Utara dapat menyerang kita dan militer berusaha mempersiapkannya," kata Kim.