Liputan6.com, Jakarta Jelang penutupan Asian Games 2018, rugby, sambo, judo, hockey, squash, bisbol dan lainnya jadi cabang olahraga yang masih digelar. Cabang olahraga yang disebutkan itu termasuk dalam kategori berisiko tinggi (high risk). Hal itu diungkap oleh Koordinator Tim Kesehatan Klaster Jakarta I, Letkol Ckm Ns Rusdiyansyah, S.Kep, M.Kep saat menerima kunjungan Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek, Jumat (31/8/2018).
"Paling banyak (risiko) justru di event menjelang penutupan karena ini cabang olah raga yang tergolong keras, misalnya rugby, sambo, judo, hockey, bola voli, squash, kurash dan baseball,” tutur Letkol Rusdi, seperti mengutip laman Sehatnegeriku, Minggu (2/9/2018).
Baca Juga
Namun, alih-alih mengurangi tim kesehatan jelang penutupan Asian Games 2018, tim kesehatan justru meningkatkan kekuatan dan pengawasan di hampir seluruh venue pertandingan Asian Games 2018 yang tersisa.
Advertisement
“Kami tambah unit ambulans ICU dan alat ke venue pertandingan yang high risk tersebut,” imbuhnya.
* Saksikan keseruan Upacara Penutupan Asian Games 2018 dan kejutan menarik Closing Ceremony Asian Games 2018 dengan memantau Jadwal Penutupan Asian Games 2018 serta artikel menarik lainnya di sini.
Saksikan juga video berikut ini:
Kualitas Tim Medis Indonesia Bisa Diandalkan
Koordinator Rujukan Medical Center Gelora Bung Karno Jakarta, dr. Tri Maharani menyatakan bahwa seluruh tenaga kesehatan telah dilatih untuk penanganan sport event emergency medic.
“Kualitas dokter, perawat dan tenaga kesehatan di Indonesia bisa diandalkan, tidak kalah dengan tenaga kesehatan di negara lainnya. Saya optimis kita pasti bisa menangani”, tandasnya.
Risiko kesehatan yang perlu diperhatikan tim kesehatan dalam dua hari jelang penutupan Asian Games itu antara lain cedera otot, luka terbuka, dislokasi, hingga fraktur atau patah tulang. Dan salah satu cabang olahraga yang mengandung risiko tinggi yakni hockey lapangan.
Salah seorang dokter yang berjaga di medical station di venue hockey, dr. Yudha Fiatna, menyatakan cabang olah raga ini berisiko tinggi karena full body contact, alat stick dan bola yang keras, dan pemain tidak menggunakan body protector kecuali penjaga gawang.
“Cabang olah raga hockey lapangan ini dimulai sejak tanggal 14 Agustus (sebelum pembukaan). Tim medis yang bersiaga untuk waktu layanan yang cukup panjang, lebih kurang 17 jam per hari. Di hari ke-18 penyelenggaraan, jajaran kesehatan tentu lebih memfokuskan terhadap kecepatan penanganan dan rujukan bila terjadi injury di lapangan," jelas dr Yudhi.
Advertisement