Liputan6.com, Jakarta Demi terbebas dari cengkeraman rabies (penyakit anjing gila), inovasi unik di Kota Makassar, Sulawesi Selatan gencar dilakukan sejak 2017. Ketersediaan laboratorium mobile berupa Animal Care dan Meat Care mempermudah jangkauan layanan kesehatan untuk pemeriksaan hewan.
Advertisement
Baca Juga
Yang paling menarik, hewan-hewan yang diperiksa bukan hanya anjing saja, melainkan hewan peliharaan lain (burung, kucing) serta hewan yang dikonsumsi (sapi, kambing). Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Makassar, Abdul Rahman Bando menjelaskan, mobil Animal Care dan Meat Care berkeliling dari satu kelurahan ke kelurahan lain.
“Kami baru memberlakukan fasilitas pelayanan kesehatan hewan, Animal Care dan Meat Care ini setahun lalu. Nanti hewan-hewan itu diperiksa,” kata Rahman kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, ditulis Selasa (4/9/2018).
Tulisan Kedua: Menyingkap Tabir Eliminasi Anjing Liar Pembawa Rabies
Pelayanan laboratorium mobile tidak berbayar. Seluruh obat dan vitamin yang dibutuhkan juga gratis. Ketika hewan peliharaan sakit bisa dilakukan pengobatan. Serupa dengan Animal Care di Kota Makssar, ada juga laboratorium mobile di Pearland, Texas, Amerika Serikat. Laboratorium mobile tersebut hasil donasi dari Pearland Pets kepada City of Pearland Animal Services, yang baru saja diresmikan pada Agustus 2018.
Tulisan Ketiga: Ngerinya Si Anjing Gila
Laboratorium mobile di Pearland juga berupaya mengendalikan rabies. Tim medis bergerak menangani hewan yang lepas dan melakukan investigasi membersihkan dan merawat hewan. Fasilitas penginapan dan perawatan medis untuk hewan peliharaan pun ikut ditawarkan. Melansir laman Chron, laboratorium mobile ini bukan hanya tangani rabies dan hewan peliharaan, tim juga menangani kesehatan satwa liar.
Artikel ini merupakan liputan khusus Jurnalis Liputan6.com dalam menyambut peringatan Hari Rabies Sedunia 2018 pada 28 September. Upaya Kota Makassar menangani rabies ini adalah tulisan bagian PERTAMA dari tiga rangkaian tulisan dengan topik "Pengendalian Rabies di Indonesia."
Simak video menarik berikut ini:
Periksa hewan kurban
Meski baru setahun, pelayanan laboratorium mobile sangat membantu masyarakat buat memeriksakan hewan kesayangan, terutama fokus pada anjing dan kucing. Bahkan saat jelang Idul Adha 2018 beberapa waktu lalu, Animal Care dan Meat Care turun tangan melakukan pemeriksaan terhadap hewan kurban.
Pemeriksaan hewan kurban dilakukan untuk memastikan kelayakan hewan kurban. Pembeli pun bisa tahu soal kondisi kesehatan hewan kurban yang akan dibeli.
“Kami menurunkan tim terpadu pemeriksaan hewan kurban pada Idul Adha kemarin. Pemeriksaan dilakukan melalui laboratorium Animal Care. Bila pembeli ingin membeli hewan kurban bisa sekalian minta kartu pemeriksaan kesehatan hewan kurbannya,” Rahman menambahkan.
Setelah hewan kurban diperiksa dan dinyatakan sehat dan layak dikurbankan akan mendapatkan Surat Kesehatan Hewan Kurban (SKHK). Surat tersebut dikeluarkan pemerintah untuk menjamin kualitas konsumsi daging kurban.
“Tim terdiri dari tenaga kesehatan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Makassar, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin, dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Sulawesi Selatan dan Barat,” jelas Rahman.
Advertisement
Pusat Kesehatan Hewan
Seiring kehadiran Animal Care dan Meat Care, laboratorium Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) juga dibangun. Puskeswan berpusat di Kota Makasaar. Dalam proses pemeriksaannya, sampel hewan dicek untuk memastikan apakah hewan yang bersangkutan punya gejala rabies atau penyakit lain berbahaya. Dari sampel hewan juga terdeteksi penyakit hewan yang berpotensi bisa ditularkan kepada manusia.
Upaya ini sebagai pencegahan penyakit menular yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Puskeswan ini berlokasi di dalam area kantor Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar Tamangapa dan Kecamatan Manggala, Kota Makassar.
Penanganan terhadap hewan, seperti anjing maupun kucing yang mengalami kecelakaan bisa segera dilakukan, bahkan tindakan operasi bedah. Puskeswan juga dilengkapi ruang rawat inap.
Pemeriksaan hewan juga ditujukan untuk hewan liar. Sampel hewan-hewan yang diperiksa, misal sapi, kambing, ayam, dan burung. Hewan peliharaan kucing, anjing, dan kelinci ikut diperiksa kondisi kesehatannya.
“Sampel-sampel hewan itu datang dari berbagai daerah di Kota Makassar,” ujar Rahman.
Kehadiran Puskeswan pun ada di Chicago, Amerika Serikat. Animal Medical Center of Chicago berupaya mengendalikan rabies dengan memberikan Vaksin Anti Rabies (VAR) kepada hewan peliharaan (anjing, kucing) yang membutuhkan. Di seluruh dunia, lebih dari 59.000 orang meninggal karena rabies setiap tahun.
Mulai Januari 2018, Animal Medical Center of Chicago bekerjasama dengan Merck Animal Health untuk memerangi rabies. Vaksin rabies bernama Nobivac yang bertahan lama hingga 3 tahun bisa diberikan kepada hewan peliharaan, dilansir dari laman Animal Medical Center of Chicago. Rabies pada anjing dan potensi penularannya pada manusia.
Kota Makassar bebas rabies
Berkat adanya laboratorium mobile, Animal Care dan Meat Care serta Puskeswan, Kota Makassar bebas rabies. Tidak ada kasus rabies pada anjing maupun manusia pada tahun 2018 ini.
“Alhamdulillah, kami tidak ada kasus rabies (tahun ini),” ungkap Rahman.
Kasus rabies sudah tidak ditemukan sejak dua tahun terakhir di Kota Makassar. Program vaksinasi pada anjing berjalan efektif. Kesehatan hewan terjamin. Para pemilik hewan peliharaan punya tanggung jawab untuk menjaga kesehatan hewan kesayangannya.
Di sisi lain, Sulawesi Selatan termasuk provinsi yang menduduki peringkat kedua kasus tertinggi rabies di Indonesia setelah Kalimantan Barat. Direktorat Pengendalian Penyakit Tular Vektor Zoonotik Kementerian Kesehatan RI mencatat, sebanyak 22 orang meninggal karena rabies di Sulawesi Selatan pada tahun 2017. Pada tahun 2018, kasus kematian akibat rabies di Sulawesi Selatan menurun, 5 orang meninggal.
Walaupun Sulawesi Selatan masih zona rabies, Rahman menegaskan, Kota Makassar sudah tidak ada kasus rabies. Adanya kasus kematian manusia yang tertular rabies di beberapa wilayah Sulawesi Selatan karena penanganan rabies, seperti vaksinasi pada anjing terdapat banyak kendala.
“Banyak anjing liar yang belum divaksin. Nangkapnya (anjing liar) susah juga,” jelas Rahman.
Rahman pun menegaskan, bila ditemukan kasus rabies di Kota Makassar, bukan berarti kejadian tersebut di Kota Makassar. Kejadian rabies bisa terjadi di luar Kota Makassar atau daerah-daerah lain.
“Seandainya ditemukan kasus rabies di Kota Makassar, kejadiannya bukan di sini. Kami menerima laporan-laporan kasus dari daerah lain. Pencatatannya memang di sini (Kota Makassar),” Rahman menegaskan.
Advertisement