Liputan6.com, Jakarta Kulit kekurangan elastisitas setelah berat badan turun. Baik akibat operasi bariatrik maupun perubahan gaya hidup.
Karena itu, mereka yang berhasil menurunkan berat badan tak jarang melakukan operasi pengencangan guna membuang lemak berlebih dan mengencangkan kulit yang bergelambir.
Konsultan dari Departemen Bedah Plastik, Rekonstruksi, dan Estetika Rumah Sakit Umum Singapura (SGH), Dr Terence Goh, menjelaskan, prosedur yang disebut dengan bedah pembentukan tubuh (body contouring surgery) berbeda dari prosedur pengencangan perut yang sudah lama ada.
Advertisement
"Perbedaannya terletak pada jumlah kulit yang dikeluarkan dan prosedur pembentukan tubuh ini cenderung menutupi lebih dari satu area tubuh," kata Terence Goh dikutip dari Singapore Health Change pada Kamis, 6 September 2019.
"Misalnya pengangkatan tubuh bagian bawah meliputi perut, paha luar, punggung, dan bokong," kata dia menambahkan.
Operasi pengencangan tubuh setelah berat badan turun ini meliputi lengan, payudara, perut, karena kelebihan kulit seringkali terjadi di area-area tersebut.
Ada pun orang yang cocok melakukan prosedur ini, kata Dr Terence Goh, adalah mereka yang kehilangan banyak berat badan yang konsisten tetap menjalankan pola hidup sehat.
"Harus mengimbanginya dengan latihan yang tepat dan merencanakan pola gizi seimbang," kata dia menjelaskan.
Baca Juga
Â
Berat Badan Harus Stabil
Poin lain yang harus diperhatikan adalah berat badan calon pasien harus stabil selama 12 bulan sebelum operasi dilakukan. Apalagi bagi mereka yang berhasil menurunkan berat badan lantaran mengidap diabetes.
"BMI harus kurang dari 28. Setelah itu, kondisi seperti diabetes yang bisa mengganggu penyembuhan luka atau malah meningkatkan risiko operasi juga harus terkendali sebelum operasi," katanya.
Advertisement