Liputan6.com, Jakarta Masalah stunting atau kurang gizi yang dialami anak-anak Indonesia masih belum selesai. Data dari Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukkan bahwa sebanyak 29 persen anak Indonesia mengalami pertumbuhan tidak optimal.
Bahayanya, permasalahan gizi buruk ini dapat mengarah ke masalah yang lain. Apabila gizi anak kurang optimal, kesehatan dan kemampuan mereka untuk belajar pun akan kurang optimal pula.
Guna mencegah permasalah tersebut bertambah besar, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) kembali meluncurkan program Gerakan NUSANTARA (MiNUM Susu TiAp Hari uNTuk Anak CeRdas Aktif Indonesia) yang ke-enam kalinya. Gerakan NUSANTARA 2018 fokus terhadap peningkatan kemandirian pelaksanaan program edukasi dan melanjutkan program Training of Trainers (ToT) kepada para guru.
Advertisement
Selama lima tahun penyelenggaraannya, gerakan yang dijalankan oleh FFI bersama Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) telah menunjukkan hasil cukup baik. Hal ini dibuktikan dari hasil studi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku (PSP) oleh Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan FKM UI.
"Studi ini menunjukkan bahwa sejak lima tahun program ini berhasil untuk mengubah Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku siswa akan gizi meningkat. Secara khusus, PSP menunjukkan peningkatan pada 2017, yakni sejak diadakannya program Training of Trainers yang dilaksanakan pertama kalinya dan dicanangkan untuk para guru," ujar Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan FKM UI, Ahmad Syafiq, dalam acara Peresmian Program Edukasi Gizi Gerakan NUSANTARA Tahun ke-Enam, di Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2018).
Ia menjelaskan, perilaku menjadi aspek yang menunjukkan perubahan paling signifikan. Setelah siswa diajak melakukan kegiatan fisik dan aktivitas kreatif di luar ruangan serta menerima distribusi susu dan buku, mereka mulai menerapkan gaya hidup lebih sehat.
Para siswa mulai rajin sarapan, bawa bekal, makan beraneka ragam makanan, jajan sehat, dan beraktivitas fisik. Mereka juga memberikan edukasi kepada teman sebaya dan orangtua.
ToT yang diberikan kepada guru juga menunjukkan hasil cukup baik. Gerakan NUSANTARA telah mengadakan 50 ToT yang diikuti 2.289 guru. Selanjutnya, para guru itu menyebarkan pengetahuan yang mereka peroleh ke 17.000 guru lain.
"Guru di manapun berada bertanggung jawab untuk terus memberikan yang terbaik kepada anak didiknya, tidak hanya dari segi ilmu pengetahuan namun juga makanan dan minuman yang dikonsumsi di sekolah agar anak tumbuh pintar juga sehat dan kuat," ucap Duta Gizi Nusa Tenggara Timur dan salah satu penerima manfaat edukasi program Gerakan NUSANTARA, Lugardis B. Koten.
Pada 2017, total sudah ada 750 sekolah di 24 kota yang mendapat edukasi. Tahun ini, FFI akan memperluas jangkauan Gerakan NUSANTARA ke wilayah Indonesia Timur. Adapun kota/kabupaten yang akan dijangkau adalah Sorong, Kupang, Timor Tengah Selatan, Malang, Tangerang Selatan, Bandung, Bandung Barat, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Gerakan NUSANTARA 2018 menargetkan 700.000 siswa dan ratusan guru yang mendapat edukasi. Mereka akan memperoleh beberapa kegiatan edukasi dan pelatihan, seperti ToT tentang Pedoman Gizi Seimbang, pola hidup sehat dan aktif, dan kebaikan susu bagi tubuh untuk guru, pemaparan di dalam kelas untuk guru dan siswa, aktivitas di luar ruangan sekolah, pembagian sampel susu, serta pemantauan dan pendidikan tentang sanitasi.
Dalam menjalankan program tersebut, FFI terus bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Kami senang dapat mendukung program Gerakan NUSANTARA ini yang sejak awal pelaksanaan pada 2013 telah berjalan berdampingan dengan Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kerja sama ini diharapkan dapat memaksimalkan efektifitas kedua program untuk bersama mendukung peningkatan kemandirian pelaksanaan program edukasi di sekolah, untuk membangun masa depan generasi yang lebih baik," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad.
Tahun ini, FFI juga bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Bidang Tumbuh Kembang Anak. Program ini akan diseleraskan dengan program Sekolah Ramah Anak yang diinisiasi KemenPPPA.
Â
Â
(*)