Liputan6.com, Jakarta Hari Olahraga Nasional yang jatuh pada 9 September 2018 menjadi salah satu momen tepat untuk mendorong masyarakat berolahraga. Selain itu, kesadaran ini penting terutama dengan adanya bonus demografi 2030, serta harapan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada Puncak acara Hari Olahraga Nasional di Stadion Kei Raha, Ternate, pada hari Minggu lalu.
Baca Juga
"Kita telah mencapai sukses prestasi pada Asian Games 2018. Kita jauh melampaui target, mendapatkan 31 emas dan menempati peringkat keempat. Target selanjutnya tentu menjaga dan bahkan meningkatkan hasil positif tersebut di ajang-ajang multi-event selanjutnya, terutama Olimpiade," ujar Menpora seperti dikutip dalam laman resmi Kementerian Kesehatan, Selasa (9 September 2018).
Advertisement
Menpora mengatakan, selain infrastruktur kelas dunia, masyarakat yang gemar berolahraga juga menjadi warisan dari Asian Games 2018. Hari Olahraga Nasional diharapkan mampu merawat dan mendorong percepatan kebangkitan olahraga nasional secara merata.
"Tidak ada prestasi tanpa partisipasi," ujar Menpora menambahkan.
Menpora juga mengatakan bahwa Hari Olahraga Nasional bukan hanya soal menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berolahraga yang berujung dengan lahirnya atlet-atlet elit. Melainkan juga aktif untuk semua pihak termasuk swasta
"Untuk misalnya menjadi Bapak Angkat Cabang olahraga atau membangun sarana olahraga di seluruh penjuru negeri," tuturnya.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Efek Berganda
Bonus demografi pada 2030 yang akan dihadapi Indonesia juga dinilai Menpora harus menjadi situasi yang tepat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia lewat olahraga.
Menpora juga menambahkan, budaya masyarakat yang berolahraga akan memiliki efek berganda. Sumber daya manusia yang sehat secara fisik, mental, dan spiritual adalah kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompeititif di berbagai sektor.
Puncak acara Haornas 2018 yang berlangsung di Ternate sendiri merupakan yang pertama kalinya digelar di luar PUlau Jawa. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat berolahraga di wilayah timur Indonesia dan menular ke wilayah yang lainnya.
Advertisement