Sukses

Cakupan Masih Rendah, Ini Upaya Gencarkan Imunisasi MR Fase II

Ada upaya gencarkan imunisasi MR Fase II yang cakupan ketercapaian masih rendah, di bawah 43 persen hingga per 10 September 2018.

Liputan6.com, Jakarta Upaya menggencarkan kampanye imunisasi Measless Rubella (MR) Fase II akan segera dilakukan. Hal ini disebabkan cakupan ketercapaian imunisasi MR Fase II yang menyasar 28 provinsi di luar pulau Jawa masih rendah.

Angka ketercapaian imunisasi MR Fase II baru 42,98 persen, menurut laporan dari Kementerian Kesehatan RI. Data itu diambil hingga per 10 September 2018. Padahal, kampanye imunisasi MR ini sudah dilakukan sejak Agustus 2018 dan akan berakhir pada September 2018.

Semestinya angka ketercapaian imunisasi MR Fase II sudah 75 persen. Sayangnya, angka tersebut masih berada di bawah 43 persen.

"Kami mendorong lakukan sosialisasi lagi. Mendorong masyarakat kalau suntik vaksin MR itu mubah (boleh), sesuai fatwa mubah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sudah dikeluarkan," papar Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho saat ditemui di Kantor Staf Presiden, Kementerian Sekretariat Negara RI, Jakarta, ditulis Kamis (13/9/2018).

Berita terkait: Fatwa Mubah dari MUI Belum Mampu Dongkrak Ketercapaian Imunisasi MR

Pelibatan kerjasama lintas sektor juga perlu dilakukan antara Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Penting juga libatkan Kemkominfo untuk menyebarluaskan infromasi imunisasi MR," tambah Yanuar.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Dukungan TNI/Polri

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Vensya Sitohang menyampaikan, pelaksanaan imunisasi MR Fase di lapangan juga butuh dukungan Tentara Nasional Indonesia (TNI)/Polri. Hal ini demi menjamin keamanan petugas kesehatan.

"Dari Kemenkes sendiri, kami butuh dukungan TNI/Polri. Petugas kesehatan banyak hadapi kendala, tantangan, juga hambatan, yang sampai mengancam nyawa," jelas Vensya.

Kejadian petugas kesehatan yang terancam bahaya pun dilaporkan Tim Kantor Staf Presiden. Tenaga petugas kesehatan mengalami penolakan dari masyarakat.

Dari Puskemas Papoyato Induk, Pohuwatu, Gorontalo dilaporkan 6 petugas kesehatan yang melakukan imunisasi MR di Desa Torosiaje Kepulauan, mendapat ancaman karena orangtua anak yang diimunisasi membawa parang, mengunci rumah, dan mengancam akan memotong petugas yang melakukan penyuntikan.