Sukses

Tak Cuma Plastik, Puntung Rokok Juga Mencemari Lautan

Sering disepelekan, puntung rokok bahkan bisa lebih berbahaya dari plastik dalam pencemaran air laut

Liputan6.com, Jakarta Sampah plastik identik dengan pencemaran laut dan juga wilayah perairan lain. Namun, salah satu yang kerap tidak diperhatikan adalah puntung rokok.

Mengutip Indiatimes pada Senin (17/9/2018), puntung rokok menjadi sampah terbesar yang dikumpulkan di seluruh pantai dunia selama 32 tahun terakhir. NBC News melaporkan, lebih dari 60 juta puntung rokok dikumpulkan selama waktu tersebut.

Puntung rokok berjumlah lebih dari sepertiga dari semua barang yang dikumpulkan sejak 1986, yang meliputi tutup botol, wadah, pembungkus, peralatan makan, dan botol.

Kehadiran filter rokok sendiri ditemukan untuk membantu menghilangkan masalah yang ditimbulkan rokok pada kesehatan. Namun, ini malah menjadi masalah baru bagi lingkungan. Serat sintetis dan bahan kimia yang digunakan untuk mengolah tembakau mencemari tanah, sungai, dan juga lautan.

"Sangat jelas (rokok) tidak ada memiliki manfaat kesehatan dan filter rokok, hanyalah alat pemasaran. Dan mereka membuatnya lebih mudah bagi seseorang untuk merokok," ujar Profesor Kesehatan Masyarakat dari San Diego State University, Amerika Serikat, Thomas Novotny.

 

 

Simak juga video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Butuh Lebih dari Setahun untuk Terurai

Sekitar 5,6 triliun batang rokok diproduksi di seluruh dunia dengan penyaring yang terbuat dari selulosa asetat. Bahan tersebut membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk terurai.

Novotny mengatakan, sebanyak dua pertiga dari penyaring itu dibuang dengan tidak bertanggung jawab. Limbah ini hancur menjadi mikroplastik dan mudah dikonsumsi satwa liar.

Para peneliti menemukan, sampah di sekitar 70 persen burung laut dan 30 persen dari penyu laut.

"Melemparkan puntung rokok di tanah menjadi salah satu bentuk membuang sampah yang paling diterima secara global dan berbatasan dengan norma sosial bagi banyak perokok," ujar sebuah laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mereka menambahkan, sekitar 680 juta kilogram limbah tembakau mengotori dunia setiap tahunnya.