Liputan6.com, Paris: Mutasi virus imunodifisiensi manusia (HIV) N Strain terdeteksi pada tubuh seorang pasien di Rumah Sakit Saint Louis, Paris, Perancis, baru-baru ini. Kini, pasien pria berusia 57 tahun ini tengah dalam pengawasan ketat tim dokter di rumah sakit tersebut.
Infeksi virus ini ditemukan setelah pasien itu dilarikan ke rumah sakit karena menderita demam, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan luka pada alat kelaminnya. Hasil tes awal menunjukkan bahwa pasien positif terserang HIV 1. Namun, beberapa saat setelah dirawat pasien mengalami kelumpuhan wajah. Tim ahli pun kembali mengadakan tes darah yang berujung pada kesimpulan pasien ini menderita HIV N Strain.
Setelah menelusuri sejarah seksualnya, tim ahli yakin pasien terinfeksi setelah berhubungan badan dengan seseorang di Togo, Afrika Barat. Virus yang terbilang langka ini patut untuk diwaspadai. Pasalnya, tidak hanya menyebabkan gejala berat, HIV jenis N Strain juga memiliki kecepatan luar biasa dalam menyerang sistem kekebalan tubuh.
Virus ini pertama kali ditemukan di Kamerun, Afrika Barat, pada 1988. Sejak saat itu, hanya ditemukan 12 kasus penularan HIV N Strain di negara tersebut. Penemuan ini tentunya meningkatkan kekhawatiran para pelaku medis akan riwayat penyebaran virus ganas ini.
"Kasus ini menujukkan bahwa virus langka ini kini telah beredar ke luar Kamerun. Untuk itu, diperlukan pemantauan ketat epidemiologi HIV," ungkap Profesor Francois Simon dari RS Saint Louis. (Health24)
Infeksi virus ini ditemukan setelah pasien itu dilarikan ke rumah sakit karena menderita demam, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan luka pada alat kelaminnya. Hasil tes awal menunjukkan bahwa pasien positif terserang HIV 1. Namun, beberapa saat setelah dirawat pasien mengalami kelumpuhan wajah. Tim ahli pun kembali mengadakan tes darah yang berujung pada kesimpulan pasien ini menderita HIV N Strain.
Setelah menelusuri sejarah seksualnya, tim ahli yakin pasien terinfeksi setelah berhubungan badan dengan seseorang di Togo, Afrika Barat. Virus yang terbilang langka ini patut untuk diwaspadai. Pasalnya, tidak hanya menyebabkan gejala berat, HIV jenis N Strain juga memiliki kecepatan luar biasa dalam menyerang sistem kekebalan tubuh.
Virus ini pertama kali ditemukan di Kamerun, Afrika Barat, pada 1988. Sejak saat itu, hanya ditemukan 12 kasus penularan HIV N Strain di negara tersebut. Penemuan ini tentunya meningkatkan kekhawatiran para pelaku medis akan riwayat penyebaran virus ganas ini.
"Kasus ini menujukkan bahwa virus langka ini kini telah beredar ke luar Kamerun. Untuk itu, diperlukan pemantauan ketat epidemiologi HIV," ungkap Profesor Francois Simon dari RS Saint Louis. (Health24)