Sukses

Bisa Ngutang dan Curhat, Alasan Banyak Ibu Pilih Layanan KB di Bidan

Sekitar 54 persen para ibu memilih mendapatkan informasi dan tindakan soal perencanaan keluarga di bidan.

Liputan6.com, Jakarta Coba lihat di sekitar, praktik mandiri bidan dapat dengan mudah ditemukan. Baik di kota dan desa, masyarakat mudah mengakses layanan bidan. Itu sebabnya, bidan menjadi andalan banyak wanita untuk periksa kehamilan sampai konsultasi kontrasepsi.

Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di 2014, menunjukkan lebih 54 persen wanita Indonesia datang ke praktik mandiri bidan untuk mendapatkan layanan Keluarga Berencana (KB). Jauh di bawahnya, hanya sedikit wanita yang memilih klinik, rumah sakit, dan dokter umum untuk mendapatkan layanan kesehatan ibu dan anak serta KB.

"Kenapa kok banyak yang lebih milih ke bidan? Klien lebih fleksibel datang ke bidan, bisa saat pagi atau malam hari. Apalagi kan tetangga sendiri ya, jadi akses ke bidan jadi lebih gampang," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia, Emi Nurjasmi

."Jadi, datang ke bidan bukan karena bidan itu lebih hebat atau apa ya, tapi karena mudah diakses," kata Emi dalam diskusi Hari Kontrasepsi Sedunia bersama Bayer, ditulis Rabu (26/9/2018).

Hasil studi klien di Yogyakarta pada 2012 juga mengungkapkan alasan banyak pasien lebih memilih mendapatkan konseling dan layanan Kesehatan Ibu dan Anak serta KB. Diantaranya bidan lebih tepat waktu, ada saat dibutuhkan, lebih teliti dan cermat saat tindakan, punya keinginan tulus untuk membantu dan melayani, lebih memahami pasien sehingga bisa menggunakan bahasa ibu ketika berkomunikasi.

"Selain itu, pasien pilih ke bidan karena bisa ngutang, ramah, dan bisa curhat. Itu data yang kami temui di Yogyakarta ya," kata Emi lagi.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

Komunikasi efektif, modal utama bidan

Menurut Emi, dengan beberapa keunggulan bidan di mata klien, jadi modal penting memberikan layanan soal perencanaan keluarga. Kemampuan komunikasi, jadi modal penting bagi bidan.

"Seorang bidan tidak hanya menguasai keterampilan teknis klinis, tapi juga harus mampu berkomunikasi dan melakukan konseling dengan baik," kata Emi.

Bila kualitas komunikasi baik, maka pasien bisa paham apa yang harus dilakukan. Misalnya membantu wanita menentukan metode kontrasepsi yang digunakan.