Liputan6.com, Jakarta Program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) kaki gajah cukup berhasil mengatasi penyakit kaki gajah di beberapa wilayah di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, 236 dari total 514 kabupaten/kota di Indonesia merupakan wilayah endemis filariasis atau penyakit kaki gajah. Namun, 131 dari 236 kabupaten/kota tersebut telah melaksanakan POPM.Â
"Dari 236 itu total minum obat. Dari total 236 itu, 131 sudah selesai (melaksanakan POPM). Karena minum obatnya setiap bulan Oktober, tapi lima tahun berturut-turut," papar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr Elizabeth Jane Soepardi di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta, ditulis Rabu (26/9/2018).
Baca Juga
Nantinya, kabupaten atau kota yang tingkat mikrofilariasisnya sudah di bawah 1 persen akan mendapatkan sertifikat dan masuk dalam kategori wilayah non-endemis. Jane mengatakan, saat ini sudah ada 278 kabupaten/kota yang dinyatakan non-endemis kaki gajah.
Advertisement
Dari data yang dihimpun oleh Kemenkes, beberapa daerah seperti Nusa Tenggara Timur, Papua, Maluku, serta Kalimantan masih harus waspada terhadap kaki gajah.Â
Â
Simak juga video menarik berikut ini:Â
Bekasi, Bogor, dan Depok Wilayah Endemis
Jane mengungkapkan bahwa ibu kota DKI Jakarta memang sudah ditetapkan sebagai wilayah non-endemis filariasis. Namun, tidak dengan daerah-daerah sekitarnya.
"DKI (Jakarta) itu mungkin sudah hijau (bersih dari filaria), tapi sekelilingnya masih merah (endemis)," kata Jane mengatakan pada awak media.
Menurutnya, wilayah seperti Bekasi, Bogor, dan Depok masih berada dalam area endemis filariasis. Hanya Tangerang yang sudah dinyatakan bebas. Karena itu, pihak pemerintah daerah yang masih berada dalam kategori wilayah endemis diminta untuk tidak menolak POPM yang dilakukan oleh pemerintah.
Anggota National Task Force Filariasis Prof. Dr. Dra.Taniawati Supali mengatakan, beberapa daerah diakui cukup sulit untuk menerima POPM.
"Selain rubela, Aceh, itu (POPM) juga gagal. Makanya harus diadvokasi lagi. Jadi tidak gampang. Terutama daerah konflik. Papua susah, NTB juga. Tapi kalau mereka di-advokasi betul, ini gunanya untuk kamu, biasanya mereka akan nurut," kata Tania.
Advertisement