Sukses

Pria Nyaris Buka Pintu Darurat Pesawat karena Dikira Toilet, Kebelet?

Kesalahan membuka pintu darurat ini bahkan membuatnya bergumul dengan beberapa penumpang pesawat lainnya

Liputan6.com, Jakarta Seorang penumpang di penerbangan GoAir dari Delhi ke Patna, India, membuat heboh ketika dia mencoba membuka pintu darurat pesawat di tengah penerbangan. Ini dilakukannya karena kebelet dan ingin ke kamar mandi.

Penumpang lain di dalam pesawat tersebut mengatakan, pria yang berusia sekitar akhir 20 tahun itu baru pertama kali naik pesawat. Dilaporkan Independent, dia mulai menarik pintu dan mengatakan ingin segera ke kamar kecil saat kejadian hari Sabtu lalu itu.

Melansir New York Post pada Kamis (27/9/2018), ketika penumpang lain sadar apa yang dia lakukan, mereka mencoba memperingatkan para awak untuk membujuknya kembali duduk selama sisa penerbangan.

Petugas Kepolisian, Sanowar Khan, mengatakan kepada Times of India, ada kekacauan ketika orang itu berusaha membuka pintu keluar. Beberapa orang bahkan dilaporkan terlibat pergumulan dengan pria itu dan terluka.

Central Industrial Security Force (CISF), cabang militer India yang bertanggung jawab atas keamanan bandara, mengatakan orang itu berhasil membuka kuncinya, tapi gagal membukanya karena tekanan kabin.

Namun, menurut seorang juru bicara maskapai pesawat itu, dia tidak bisa membuka kuncinya.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Bukan Pertama Kalinya

Usai penerbangan, pria itu dibawa oleh petugas dan diinterogasi. Mereka menganggap insiden itu adalah murni kesalahan.

"Tidak ada motif tersembunyi di balik tindakannya," kata Khan.

Ini bukan pertama kalinya seseorang mencoba merusak pintu keluar darurat saat penerbangan. Di awal tahun 2018, seorang pria 25 tahun yang terbang dari Hainan ke Sichuan, Tiongkok, membuat pesawatnya nyaris mendarat darurat ketika dia mencoba membuka pintu darurat.

Dia mengatakan merasa panas dan menekan pegangan jendela, tanpa sadar itu membuka pintunya.

Pria itu didenda lebih dari 11 ribu dolar dan dilaporkan menjalani masa tahanan selama 15 hari, karena pemindahan fasilitas penerbangan tanpa izin.