Liputan6.com, Jakarta Masakan rumah tangga rupanya jadi penyebab keracunan makanan yang terjadi. Berdasarkan data tahun 2017, Direktorat Kesehatan Lingkungan dan Public Health Emergency Operation Center (PHEOC) Kementerian Kesehatan RI, Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan berjumlah 163 kejadian, 7132 kasus dengan Case Fatality Rate (CFR)--risiko kematian--0,1 persen.
Baca Juga
Advertisement
Dari rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Kamis (27/9/2018), KLB Keracunan Pangan menempati urutan ke-2 dari laporan KLB yang masuk ke PHEOC, kasus keracunan ini menduduki nomor 2 setelah KLB difteri.
Adanya kasus kejadian keracunan makanan menunjukkan, KLB Keracunan Pangan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang harus diprioritaskan penanganannya.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kirana Pritasari mengatakan, sebagian besar kejadian KLB keracunan pangan masih bersumber dari pangan siap saji. Berdasarkan jenis pangan, umumnya yang menjadi penyebab keracunan makanan ini berasal dari masakan rumah tangga (36 persen).
Makanan yang terlihat menarik, nilai gizi memang sudah tercukupi. Namun, dalam pengelolaan bila terjadi pencemaran secara fisik, biologi ataupun kimia, makanan yang enak dan nikmat pun menjadi tidak aman. Bahkan tidak layak dikonsumsi.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Lebih dari 200 penyakit dapat menular melalui makanan
Menilik kasus keracunan makanan, ada banyak penyakit yang ditularkan melalui makanan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, lebih dari 200 penyakit berpotensi dapat menular melalui makanan.
Penyakit yang ditularkan melalui makanan atau yang dikenal dengan penyakit bawaan pangan (Food Borne Diseases) merupakan penyakit yang menular atau keracunan. Kondisi ini disebabkan mikroba atau agen yang masuk ke dalam badan melalui makanan yang dikonsumsi.
KLB Keracunan Pangan masih banyak terjadi di Pulau Jawa. Adapun lima provinsi dengan KLB keracunan pangan tertinggi pada tahun 2017 adalah Jawa Barat (25 kejadian keracunan), Jawa Tengah (17 kejadian), Jawa Timur (14 kejadian), Bali (13 kejadian), dan NTB (12 kejadian).
Advertisement