Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Playboy Paling Beken di Dunia Meninggal Saat Hibur 2 Turis Muda

Playboy berusia 63 tahun asal Italia ini memang mendambakan mengembuskan napas terakhir di pelukan wanita.

Liputan6.com, Jakarta Seorang playboy yang terkenal di Italia meninggal di usia 63 saat berhubungan intim dengan seorang turis berusia 23 tahun. Pria ini dikenal sebagai seorang yang sering bercinta dengan banyak wanita.

Melansir New York Post pada Minggu (30/09/2018), Maurizio Zanfanti, yang berjuluk Romeo dari Rimini, mengaku telah meniduri lebih dari enam ribu wanita. Playboy tersebut terkenal sebagai promotor klub malam di kota tepi pantai tersebut pada 1970-an.

Saat itu, Zanfanti sedang menghibur dua orang turis dari Rumania di belakang mobil pada Selasa malam. Dia tiba-tiba mendapat serangan jantung fatal. Wanita yang terkejut itu segera memanggil paramedis, namun Zanfanti gagal diselamatkan.

Media setempat mengatakan bahwa pria playboy berjuluk "Pecinta ulung di Italia" tersebut, menginginkan cara semacam itu untuk meninggal.

"Zanza meninggal setelah melakukan apa yang dia lakukan paling baik, mencintai wanita," tulis Il Resto Del Carlino, sebuah surat kabar Bologna. Saking terkenalnya, Walikota Rimini mengatakan, Italia kehilangan "legenda malamnya." 

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Pecinta Tersukses di Italia

Zanfati memulai karirnya di usia 17, tahun 1972. Saat itu, dia bekerja di klub malam bernama Blow Up.

Pekerjaannya adalah untuk berkomunikasi, terutama pada wisatawan Jerman dan Skandinavia di jalan, dan membujuk mereka untuk masuk. Dengan penampilannya, dia hanya mengalami sedikit kesulitan.

Dia mengatakan dengan bangga bahwa di musim panas pada masa jayanya, dia bisa tidur dengan sekitar 200 perempuan. Dia menghabiskan musim dinginnya di Skandinavia untuk bekerja di sebuah agen wisata.

Beberapa kekasih bahkan mendirikan sebuah patung lilin untuknya di sebuah kota di Swedia. Pada tahun 1986, media Italia L'Espresso menjulukinya "Pecinta paling sukses di Italia."

Dia juga pernah mengaku bahwa dirinya merayu seorang jurnalis Prancis untuk mewawancarainya.

Dua tahun lalu, Zanfati menjadi tamu kehormatan di klub malam Rimini, ketika sekelompok wanita Swedia yang mengunjunginya di 1980-an, mendatanginya untuk reuni.

Namun, pada tahun 2014, dia melakukan wawancara terakhir dengan koran Jerman Bild. Zanfati mengumumkan pengunduran dirinya dan berkata: "Di usia 59, saya sudah terlalu tua untuk itu," ujarnya.