Sukses

Tentang Perempuan dan Emosinya

Perempuan diidentikkan sebagai makhluk yang mengedepankan emosi dalam menghadapi masalah.

Liputan6.com, Jakarta “Cengeng banget, dimarahin dikit aja udah nangis.”

“Jangan melulu perkataan dia dibawa baper dong!”

Perempuan diidentikkan sebagai makhluk yang mengedepankan emosi dalam menghadapi masalah. Selain itu, biasanya perempuan akan lebih mudah mengekspresikan emosi yang sedang dirasakannya. Tak jarang, sebagai perempuan, kita dianggap sebagai individu yang baper-an (bawa perasaan). Namun, sesungguhnya ada hal lain yang bisa kita pahami dari emosi yang dialami oleh perempuan.

Keunikan Membangun Hubungan Melalui Emosi

Perempuan mempunyai keunikan untuk membangun hubungan dengan orang di sekitarnya melalui emosi. Tidak semua perempuan mudah mengungkapkan perasaannya secara lisan. Ada beberapa perempuan yang lebih mampu mengungkapkan apa yang sedang dirasakan melalui perbuatan langsung. Misalnya, ketika seorang perempuan merasa bahagia karena bertemu seseorang, ia akan lebih mudah untuk mengungkapkan kebahagiaannya dengan senyuman yang lebar, dengan pelukan atau rona wajah yang berseri. Begitu juga saat perempuan sedang merasa sedih, menangis bisa menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan kesedihannya.

Keunikan lain yang dimiliki oleh perempuan yaitu memiliki kepekaan untuk memahami keadaan perasaan orang lain. Ia mampu memahami dan mengerti keadaan temannya yang sedang sedih, patah hati, atau bahagia. Menurut penelitian, perempuan memang lebih mudah untuk mengenali dan berempati pada keadaan emosi orang lain. Salah satu alasannya, perempuan lebih sensitif terhadap emosi orang lain karena adanya kebutuhan untuk dekat secara fisik maupun psikologis dibandingkan dengan laki-laki. Jika ada sesuatu yang tidak beres dalam hubungan sosialnya, perempuan akan lebih cepat peka dan merasakan ketidaknyamanan akan hal tersebut.

 

2 dari 2 halaman

Melibatkan Emosi dalam Menghadapi Masalah

Melibatkan Emosi dalam Menghadapi Masalah

Laki-laki juga bisa menjadi lebih emosional dibanding perempuan. Namun, mungkin saja laki-laki memiliki cara mengekspresikan emosi yang berbeda. Perbedaan pada laki-laki dan perempuan ada pada ekspresi emosi negatif. Studi pada perempuan dari berbagai budaya dan negara menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih sering merasakan emosi negatif, seperti rasa bersalah, rasa takut dan rasa malu. Hasil studi ini juga didapatkan pada anak-anak perempuan.

Laki-laki cenderung lebih menggunakan otak kiri sedangkan perempuan secara umum bergantian dalam menggunakan kedua belahan otak kanan dan otak kiri. Hal ini yang mendasari laki-laki lebih kuat dalam logika dan pengambilan keputusan berdasarkan fakta sedangkan perempuan cenderung lebih melihat sesuatu secara garis besar (big-picture), memiliki emosi yang lebih kuat dan bergantung pada intuisi mereka saat mengambil keputusan.

Selain itu, perempuan memiliki kecenderungan untuk mengatasi tekanan atau masalah dengan strategi koping yang berdasar emosi, misalnya melakukan ruminasi kognitif atau mencari dukungan emosional. Di satu sisi, perempuan akan lebih merasakan emosi negatif ketika ditolak atau diabaikan pasangan. Sedangkan, laki-laki lebih merasakan emosi negatif ketika pasangannya meminta kedekatan atau intimasi yang berlebih.

“Berperasaan” Bukan Berarti Selalu Lemah

Terkadang, kita menjadi merasa rendah diri karena pandangan yang menganggap perempuan sebagai makhluk yang lebih lemah daripada lelaki. Perempuan memang terlihat mudah mengalami mood swing, mudah merasa sedih, dan mudah menangis. Hal itu disebabkan adanya kecenderungan untuk mengekspresikan perasaan. Namun, bukan berarti setiap perempuan identik dengan istilah “rapuh”, “emosional”, atau “baperan”. Justru dengan hal tersebut, mari pahami diri kita lebih baik lagi. Jadikan hal tersebut sebagai keunikan yang kita miliki dan tetaplah menjadi pribadi yang berharga dan berbahagia.

Mari pahami diri kita sendiri. Jadikan hal tersebut sebagai keunikan yang kita miliki. Tetaplah menjadi pribadi yang berharga dan berbahagia.

Tulisan Zahra Gias Tsamarah dari Pijar Psikologi untuk Liputan6.com