Liputan6.com, Jakarta Salah satu hal yang perlu diajarkan orangtua pada anak adalah mengenai memberi dan meminta maaf. Dengan memahami konsep memaafkan dan meminta maaf, akan akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh empati terhadap sesama. Simak pengalaman Mommy Sarah Brahmana dari Babyologist ketika mengajari buah hatinya meminta maaf berikut ini.
Meminta maaf merupakan hal yang terdengar mudah namun sulit untuk dilakukan. Apalagi jika orang tersebut memiliki ego yang tinggi. Untuk mengajarkan anak meminta maaf pun tidaklah mudah.
Saya sering memberitahu anak saya untuk selalu mengatakan kata maaf jika ia melakukan kesalahan. Ketika mereka akan mengulurkan tangan dan berkata "Maaf ya", saya merasa senang, karena menurut saya itu adalah hal baik.
Advertisement
Namun, belakangan saya mulai menyadari bahwa anak-anak saya hanya seperti robot yang melaksanakan sesuatu berdasarkan perintah, bukan berdasarkan kesadaran mereka. Mereka minta maaf karena saya menyuruhnya tanpa menyadari kalau mereka salah. Akhir-akhir ini saya melihat bahwa permintaan maaf seolah-olah adalah pertanda bahwa persoalan telah selesai tanpa ada penyesalan dan niat untuk berubah menjadi lebih baik.
Dan yang lebih membuat saya terkejut lagi adalah, ketika saya tidak ingatkan mereka untuk minta maaf, mereka tidak minta maaf padahal mereka jelas sudah melakukan kesalahan. Di sini saya merasa gagal dan salah menerapkan konsep minta maaf kepada anak-anak.
Lalu, bagaimana mengajari anak-anak tentang meminta maaf?
Jadi Panutan dan Teladan
Menurut saya, yang terpenting adalah bagaimana kita menampilkan diri sebagai panutan dan teladan bagi mereka dalam meminta maaf kepada orang lain. Tunjukkan kapan kita harus meminta maaf dan bagaimana caranya kita minta maaf. Dalam hal ini perlu kerja sama orang tua agar masing-masing tidak gengsi untuk meminta maaf meskipun kesalahan yang dibuat sangat sepele. Dengan melihat orang tuanya, anak-anak pasti akan meniru tanpa kita paksa atau perintahkan mereka untuk melakukannya.
Meminta Maaf Tidak Mengenal Usia
Orang tua harus menyadari bahwa kata maaf tidak mengenal batas usia. Bukan hanya muda mudi yang harus minta maaf kepada orang yang lebih tua, melainkan semua orang yang melakukan kesalahan harus minta maaf. Jadi, tidak ada masalah jika orang tua minta maaf kepada anaknya jika orang tua melakukan kesalahan.
Misalnya, kemarin kita berjanji akan mengajak anak-anak pergi ke mall, tapi karena ada pekerjaan lain janji kita tidak dapat kita tepati. Di sini, orang tua harus meminta maaf pada anak karena tidak dapat menepati janji, dan sebagai gantinya rencanakan waktu lain. Contoh lain, ketika anak sedang tidur kita yang sedang kepanasan menghabiskan es krim milik anak kita di kulkas. Ketika ia bangun dan mencari es krim miliknya, minta maaf dan jujurlah bahwa es krim tersebut sudah kita habiskan dan sebagai gantinya akan dibeli lagi.Semoga bermanfaat.