Liputan6.com, Jakarta Head of Strategy Enablement for HSBC Holdings PLC, Anabela Figueiredo berhasil sembuh dari gangguan kesehatan jiwa yang dialami. Ia mengalami gangguan panik selang dua bulan usai melahirkan anak pertamanya. Berkat lingkungan kerja yang memahami kondisinya, Ana berhasil sembuh dan dapat menjalani perawatan dengan baik.
Baca Juga
Advertisement
Lain halnya dengan cerita, Gabe Howard (25) yang didiagnosis menderita gangguan kesehatan jiwa, yakni bipolar. Setelah menjalani perawatan dan hadir ke tempat kerja. Ia justru menerima surat pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dari pengalaman Ana dan Howard, masalah kesehatan jiwa di tempat kerja merupakan masalah penting tapi jarang menjadi sorotan. Untuk itu, ada hal-hal yang harus diketahui bos dan karyawan tentang kesehatan jiwa di tempat kerja bagian kedua.Â
6. Banyak karyawan tidak menyadari mereka punya akses ke program bantuan karyawan
Satu sumber daya yang disediakan beberapa perusahaan untuk karyawan adalah program bantuan karyawan. Penawaran tersebut biasanya kurang dimanfaatkan, tapi sangat dibutuhkan.
Di beberapa perusahaan Amerika Serikat, karyawan mengakses program bantuan karyawan hanya lewat telepon, yang tidak diungkapkan kepada bos mereka. Program bantuan karyawan mencakup beberapa sesi konseling gratis dan membuat rujukan ke penyedia kesehatan jiwa bila diperlukan.
Â
Â
Artikel ini ditulis untuk memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pada hari ini, 10 Oktober 2018.
Â
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Kesehatan jiwa dapat diobati
7. Kondisi kesehatan jiwa sebagian besar dapat diobati
Dari program bantuan karyawan, perawatan masalah kesehatan jiwa dapat membuat karyawan pulih dan kembali bekerja produktif. Sebagian masalah kesehatan jiwa dapat disembuhkan, bahkan kondisi kesehatan jiwa kronis yang parah bisa sembuh.
Cara terbaik untuk mencapai hasil yang positif adalah punya sumber daya dan dukungan di lingkungan kerja sehingga karyawan dapat mengatasi masalah kesehatan jiwa sesegera mungkin.
"Intervensi dini sangat penting," jelas Karl Shallowhorn, seorang penasihat program pendidikan dan kesehatan mental Community Health Center of Buffalo, dikutip dari Forbes, Rabu (10/10/2018).
"Kemudian karyawan bisa mendapatkan bantuan dan kembali atau tetap berada di posisi mereka," lanjut Karl.
Advertisement
Karyawan dapat mempertahankan kesejahteraan
8. Karyawan dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesejahteraanÂ
Karyawan dapat membantu pulihkan kesehatan jiwa mereka sendiri. Seperti tidur, olahraga yang cukup, dan memanfaatkan layanan penyedia layanan kesehatan untuk mengidentifikasi perawatan apa yang paling berhasil.
Sementara di tempat kerja, karyawan dapat meningkatan kesehatan jiwa sendiri dengan istirahat, dan membuat rencana pribadi untuk mengidentifikasi tanda-tanda peringatan gangguan kesehatan jiwa.
Tidak tahu merespons tanda gangguan kesehatan jiwa
9. Kebanyakan orang tidak tahu bagaimana merespons tanda gangguan kesehatan jiwa yang dialami karyawan lain
Keadaan darurat kesehatan jiwa dapat terjadi di tempat kerja, seperti terserang panik. "Orang tahu apa yang harus dilakukan jika Anda pingsan," kata Gabe Howard, karyawan yang pernah alami gangguan bipolar. "Tetapi bila seseorang kena serangan panik, maka orang-orang saling berbisik. Tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan."
Tapi ada solusinya. Di perusahaan Amerika Serikat, ada Mental Health First Aid at Work membantu manajer dan karyawan memahami tanda dan gejala keadaan darurat kesehatan jiwa yang sedang berlangsung serta bagaimana meresponsnya.
Advertisement
Dukungan dari rekan kerja
10. Rekan kerja dapat membantu tangani kesehatan jiwa karyawan lain
Menurut American Psychiatric Association, rekan kerja dapat menciptakan suasana yang mendukung di tempat kerja dengan cara berikut:
1. Perhatikan perubahan perilaku yang terlihat oleh rekan kerja. Apakah mereka tampak lelah, jengkel atau sedih.
2. Di ruangan kerja, rekan kerja dapat menyampaikan, mereka memperhatikan perubahan, dan menyatakan keinginan untuk mengetahui, apakah karyawan tersebut baik-baik saja.
3. Rekan kerja dapat bertindak sebagai pendengar. Bagikan informasi apa pun kepada rekan kerja sehingga mereka bisa menolong bila Anda membutuhkan bantuan.